NUNUKAN – Abrasi pantai yang membuat sejumlah rumah ambruk di Desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur hingga kini masih mengancam. Sebab, air laut terus mengisi bibir pantai dan mengakibatkan longsor.
Herman, salah seorang warga Desa Tanjug Aru mengaku, abrasi terjadi lagi beberapa hari terakhir. Beruntung belum ada yang terdampak dari abrasi tersebut. Menurutnya, pemecah gelombang yang terpasang belum mampu membuat daerahnya aman. “Pemecah sudah terpasang, namun sebagian belum. Itu mungkin salah satu penyebabnya,” ujar Herman ketika dihubungi pewarta harian ini melalui telepn seluler, Kamis (2/12) kemarin.
Selain bisa mengakibatkan rumah ambruk, jalan juga ikut terancam ambruk. Jika terus dibiarkan, sepanjang bibir pantai hingga kantor kecamatan juga terancam. Setidaknya ada ratusan meter daerah yang akan terdampak abrasi. “Ya, selain rumah, jalan juga terancam. Jarak dari dampak abrasi semakin melebar dan tentunya bisa membuat kantor-kantor ikut ambruk. Semogalah ada pehatian nanti. Jangan sampai ada kejadian dulu” tambahnya berharap.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang (Kasubid) Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Hasan mengatakan, upaya untuk menangani abrasi yang terjadi terus diupayakan. Usulan ke pusat telah dilakukan dari tahun ketahun sebelumnya. “Sejauh ini, belum ada dana untuk kegiatan di sana (Desa Tanjung Aru), tapi kita (pemerintah) sudah upayakan 2019 lalu. Kita berharap di 2020 ini ada, semoga ada anggarannya supaya bisa ada kegiatan di sana, karena memang harus ada dua kegiatan, yakni pengerjaan jalan dan siring, kemudian tanggul penahan ombak. Kita harapkan 2020 ada realisasinya,” ungkap Hasan.
Mengenai kejadian abrasi di Desa Tanjung Aru beberap hari terakhir, Hasan mengaku belum terima kasus baru. Jika ada kejadian, pihaknya pasti diinformasikan oleh pihak desa atau camat setempat. Namun, sampai kemarin pihaknya belum menerima laporan kejadian baru. “Memang kami ada dikirimkan gambar abrasi, tapi setelah dilihat, itu foto lama. Kondisinya di tempat yang lama, di Tanjung Aru, Sebatik Timur. Ya, semoga tidak ada kejadian dulu sampai akhirnya usulan kita terealisasi,” harap Hasan. (raw/ash)