Media Elektronik Jadi Tantangan Penyebaran Islam

- Selasa, 31 Desember 2019 | 07:51 WIB

Di setiap daerah tentu memiliki proses Islamisasi. Begitu juga di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara). Hal itulah yang mendorong Kementerian Agama (Kemenag) Kaltara untuk menggali lebih dalam sejarah Islam di Bumi Tenguyun.

 

PIJAI PASARIJA

 

SEBAGAI instansi vertikal yang menangani urusan agama, Kemenag Kaltara terus berupaya menggali situs bersejarah. Khususnya situs sejarah Islam di Kabupaten Bulungan.

Senin (30/12), Kemenag menggelar seminar kebudayaan dan keagamaan dengan tema ‘peran ulama dalam penyebaran Islam di kesultanan Bulungan’.

Kegiatan itu dilakukan sebagai upaya mem-blowup kembali situs agama, terutama agama Islam yang bisa menjadi cagar budaya dan belum terjual dengan baik. Selain itu, sejarah lisan dan tradisi menulis diharapkan dapat kembali dibangkitkan.

Kepala Kemenag Kaltara, H. Suriansyah menyampaikan, di Kaltara, khususnya di Bulungan memiliki khasanah yang sangat luar biasa kalau itu dibuat dalam bentuk buku atau digitalisasi. Sehingga dapat mengembalikan peran ulama dalam melakukan penyebaran agama di Kaltara.

Bukan tidak mungkin di Desa Salimbatu maupun daerah lainnya itu ada ratusan orang yang sudah meninggal dunia memiliki peranan penting dalam penyebaran Islam yang belum tergali dengan baik. Oleh karena itu pihaknya berharap agar situs sejarah itu dapat diangkat kembali.

“Kita juga ingin mengajak pemerhati dari cagar budaya bisa ikut ambil bagian untuk mengembalikan situs sejarah Islam yang ada di Bulungan,” harapnya.

Sementara, salah seorang ulama, H. Sayid Muhammad Bilfaqih menjelaskan, agama Islam pertama kali masuk ke Bulungan di abad ke-17, dan pertama kali disebarkan oleh Said Abdurrahman Bilfaqih. Setelah itu, 100 tahun kemudian, masuk lagi Syekh Ahmad Al-Magribi.

“Syekh Ahmad Al-Magribi pertama kali masuk ke Bulungan, karena saat itu kerajaan ada di Salimbatu, akhirnya beliau menghabiskan waktu di Salimbatu hingga akhirnya meninggal dunia,” ujar Sayid.

Setelah itu, ada lagi dua ulama yang masuk ke Bulungan. Yakni, Abdullah Bin Bilfaqih. Beliau masuk ke Bulungan bersama dengan Ali Al Idrus. Jadi di Salimbatu itu ada tiga Wali Allah, dan merekalah ulama yang menyebarkan agama Islam di Bulungan. “Kalau Abdullah Bin Bilfaqih itu kami ini lah salah satu keturunannya,” jelasnya.

Pria memperoleh gelar sarjana di salah satu Universitas di Arab Sudi itu menyatakan bahwa sejak abad ke-17, Kerajaan Bulungan sudah mulai beragama Islam.

Ia mengakui bahwa sekarang ini kecanggihan media elektronik menjadi tantangan dalam melakukan penyebaran agama Islam. Jika dahulu enak saja menyebarkan agama Islam, sekarang ini banyaknya berita yang masuk dari luar dan sangat cepat sehingga menyulitkan ulama dalam menyebarkan agama Islam.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X