Traveling Sambil Mengajar Bersama 1.000 Guru Kalatara

- Senin, 30 Desember 2019 | 13:48 WIB

BERAWAL dari kepedulian akan pendidikan dan pengalaman akan keterbatasan sewaktu sekolah, membuat Jemi Ngadiono bersama pemuda lainnya pada tanggal 22 Agustus 2012 mendirikan Komunitas 1000 Guru. 1000 Guru adalah komunitas non formal beranggotakan pemuda dan pemudi yang peduli Pendidikan anak—anak di wilayah pedalaman dan terpencil. Saat ini, 1.000 Guru sudah memiliki 43 regional yang tersebar di 30 provinsi di Indonesia. Berbeda dengan komunitas yang berbasis pendidikan lainnya, dalam komunitas ini kegiatan voluntering mengajar diisi juga dengan traveling di lokasi sekitar sekolah. Beberapa program yang dilaksanakan di antaranya Traveling and Teaching yang merupakan kegiatan perjalanan yang tak hanya menapaki keindahan alam di pedalaman negeri dan mengenal budaya adat-istiadat warisan leluhur, tetapi juga melakukan kegiatan mengajar serta berbagi ilmu dengan anak-anak di daerah terpencil. Nama “1.000 Guru” bukan berarti komunitas ini harus beranggotakan seribu orang yang berprofesi guru. Nama 1.000 Guru bermakna bahwa siapa pun dapat menjadi pendidik tanpa menyandang gelar guru. Karena setiap orang adalah guru, dan setiap tempat adalah sekolah. Di 1.000 Guru semua kalangan dapat merasakan menjadi seorang guru selama sehari di pedalaman. Program unggulan 1.000 Guru adalah Traveling and Teaching (TNT) dan Teaching and Giving (TNG). 1.000 Guru di Kaltara yang merupakan regional ke-38 1.000 Guru terbentuk pada 21 Desember 2018 sebagai penggerak semangat 1.000 Guru di pedalaman dan perbatasan Kalimantan Utara. Komunitas 1.000 Guru Kaltara beranggotakan pemuda-pemudi dengan latar belakang pendidikan dan profesi yang berbeda, namun peduli dan ingin ikut serta berkontribusi dalam pendidikan. Hingga saat ini, di usia satu tahun komunitas 1.000 Guru di Kaltara, sudah melaksanakan kegiatan di beberapa daerah di Provinsi Kaltara. Kaltara yang terdiri dari 5 kabupaten/kota di antaranya Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung. Dalam setahun perjalanan 1.000 Guru di Kaltara, komunitas ini konsisten untuk mengunjungi sekolah—sekolah di pedalaman dan perbatasan, pada khususnya sekolah dasar. Komunitas ini murni independen tanpa terikat dengan pihak pemerintah atau swasta. Fokus kegiatannya berbasis sukarela dan setiap program Traveling and Teaching selalu merekrut relawan. Siapa saja yang tertarik boleh bergabung. Syarat menjadi relawan Traveling and Teaching tentunya harus memiliki kepedulian terhadap pendidikan pedalaman. Tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan 1.000 Guru untuk menginspirasi dan juga berbagi motivasi dengan adik—adik di pedalaman khsususnya Kalimantan Utara. Komunitas ini selain peduli pendidikan di pedalaman, juga mengangkat dan mempublikasi sekolah yang belum dikenal oleh publik, sehingga masyarakat umum dapat memberikan perhatian. "1000 guru Kaltara dengan kegiatan TNT dan TNG memberikan kontribusi aktif untuk berbagi dan memotivasi adik-adik di pedalaman Kalimantan Utara untuk terus semangat belajar dan mengejar cita-cita setinggi-tingginya. Kami bersama relawan berbagi dari hati untuk mengutarakan semangat anak negeri. Alhamdulillah selama kegiatan banyak sekali yang bisa di ambil pelajaran dan rasanya senang banget bahkan sampai susah move on dari momen-momennya," kata Rohmad ketua 1000 guru kaltara,” Selama satu tahun ini, 1.000 Guru Kaltara melaksanakan Traveling and Teaching 1 #TNT1Sebatik dilaksanakan di Desa Loudress Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan. Traveling and Teaching 2 #TNT2Semolon dilaksanakan di Punan Setarap Hilir, Kabupaten Malinau. Traveling and Teaching 3 #TNT3Mangkupadi dilaksanakan di Mangkupadi, Kabupaten Bulungan. Travelling and Teaching 4 #TNT4Mendupo dilaksanakan di Desa Mendupo, Betayau, Kabupaten Tana Tidung. Sedangkan Teaching and Giving 1 #TNG1Tarakan pertama kali dilakukan di Kota Tarakan di MI Al—Mujahidin. Setahun perjalanan 1.000 Guru Kaltara memberikan cerita dan kesan untuk setiap relawan. Cerita pertama kali mereka mengajar adik—adik kelas satu yang luar biasa aktif. Dimana mereka biasa berhadapan dengan orang dewasa saat bekerja membuat relawan harus ekstra sabar karena mereka super aktif menjadi kenangan yang tidak terlupakan. Pada saat perkenalan dengan adik—adik, setiap relawan harus memutar otak untuk memyampaikan profesi mereka supaya mudah dipahami oleh adik—adik. Bahkan relawan dapat mengajar dan menyampaikan profesi mereka di depan kelas dengan menggunakan seragam sehari—hari. Pengenalan profesi masing—masing relawan diperlukan untuk memberikan informasi kepada adik—adik bahwa banyak profesi yang dijadikan pilihan. Hal ini juga dilakukan untuk membangun cita-cita dan harapan mereka untuk terus bersemangat meraih impian apa pun kondisinya. Pada program Traveling and Teaching, relawan juga diberikan waktu untuk mengenal secara lebih dekat kepada adik—adik, pada session ini cerita yang terjadi juga tidak kalah seru dan menyetuh. Relawan menjadi tahu kehidupan sehari hari adik—adik di pedalaman bagaimana mereka bersekolah dengan jarak puluhan kilometer tanpa patah semangat. Bagaimana adik—adik tinggal dengan kondisi seadanya, bahkan cerita perjodohan saat masih kecil terlontar pada session ini. Diharapkan pada session Heart to Heart relawan menjadi lebih dekat dengan adik—adik dan memberikan motivasi untuk selalu optimis. Banyak relawan yang mengaku senang setelah mengikuti kegiatan 1.000 Guru Kaltara mereka senang telah berbagi dan menjadi semakin bersyukur dengan setiap keadaan. Cerita akan berubah mengharukan ketika kami harus berpisah dengan adik-adik, meskipun sebentar berinteraksi namun memberikan kesan yang mendalam. Saat mereka bertanya, kapan datang lagi? Jangan pulang? Kapan kita bermain Bersama lagi ? Bahkan sampai menangis melepaskan kepergian para relawan membuat hati seakan berat untuk melangkah. Memang di setiap pertemuan akan ada perpisahan, namun candu bertemu dengan adik—adik selalu membuat rasa ingin kembali. Cerita persiapan untuk program yang akan dilakukan pun tak kalah seru. Dimana relawan berasal dari berbagai daerah. Membuat komunikasi diperlukan untuk menyukseskan kegiatan akan yang dilaksanakan. Kesibukan masing—masing relawan dan terkadang kesulitan akan jaringan membuat hambatan persiapan semakin pelik. Namun keterbatasan dan hambatan yang dihadapi tidak mampu memadamkan api semangat untuk keberlangsungan program dan bertemu dengan adik—adik di seluruh pelosok Kalimantan Utara. Apa pun yang dilakukan dengan niat baik, pasti akan dimudahkan oleh Allah, pasti akan selalu ada jalan dan selalu diberikan kemudahan. Banyak pertanyaan antara lain apakah harus guru? Bagaimana ikut kegiatan 1.000 Guru di Kaltara? Mudah untuk bergabung bersama 1.000 Guru Kaltara. Semua yang bergabung dengan kegiatan 1.000 Guru Kaltara disebut sebagai relawan. Seperti diketahui, relawan adalah individu atau kelompok yang secara sukarela memberikan bantuan untuk orang lain (materi, pikiran, tenaga dll). Disebutkan sebelumnya bahwa relawan yang bergabung dengan 1.000 Guru kaltara bukan hanya orang yang berprofesi sebagai guru, semua orang boleh bergabung. Bagaimana caranya? Pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan akan dibagikan informasi seputar program melalui media sosial 1.000 guru Kaltara (@1000_guru_kaltara). Selanjutnya akan ada open rekrutmen relawan, dimana dilakukan pendaftaran relawan yang diikuti dengan seleksi berkas formulir pendaftaran dan relawan yang lolos lanjut ke tahapan wawancara. Setelah proses seleksi selesai, relawan terpilih akan mengikuti technical meeting agar pelaksanaan program bisa berjalan dengan baik dan relawan saling mengenal. Semua tahapan persepian telah selesai dan saatnya relawan melakukan misi sosial di pedalaman dan perbatasan Kalimantan Utara. Cukup mudah untuk bergabung dengan 1.000 Guru di Kaltara, sering berinteraksi dengan media sosialnya tidak akan ketinggalan informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Selain bergabung menjadi relawan 1.000 Guru Kaltara, kontribusi juga bisa dilakukan dengan memberikan donasi. Segala donasi keperluan penunjang pendidikan seperti buku tulis, buku bacaan, buku pelajaran SD, alat tulis sekolah, tas, seragam, kaus kaki, sepatu, alat peraga edukasi, alat kebesihan dll. Donasi yang terkumpul akan disalurkan ketika 1.000 Guru Kaltara melaksanakan program di pedalaman atau perbatasan. Selain itu bisa juga dengan membeli merchandise 1.000 Guru Kaltara dimana keuntungan dari penjualan akan digunakan untuk membeli keperluan perlengkapan sekolah. (***)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X