Posisi Terbaik GMC di Tanjung Selor

- Senin, 23 Desember 2019 | 13:34 WIB

Gerhana matahari cincin (GMC) di beberapa bagian Indonesia pada Kamis (26/12), ternyata dapat juga disaksikan di Kalimantan Utara (Kaltara). Tanjung Selor merupakan satu-satunya wilayah kita dapat menyaksikan GMC secara sempurna.

 

PRAKIRAWAN Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan Raina Farah Nur Annisa mengatakan gerhana terdiri dari beberapa jenis, yakni gerhana matahari dan gerhana bulan.

Pecahan dari gerhana matahari yakni gerhana matahari sebagian, gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin. Nah, tepat pada 26 Desember  ini, BMKG memprediksi akan terjadi gerhana matahari cincin (GMC).

Proses terjadinya gerhana matahari cincin dikarenakan adanya cahaya matahari yang terhalang oleh bumi hingga membentuk sebuah cincin berkilau. Di Indonesia, terjadi GMC berada di Indonesia bagian utara seperti Sumatera Utara, Pekanbaru, Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Utara (Kaltara). Di Kaltara GMC terjadi di Tanjung Selor dengan durasi 1 menit 4,3 detik.

“Tapi kalau di Kaltara, daerah Tanjung Palas pun masih bisa menyaksikan gerhana matahari cincin,” tuturnya, kemarin (22/12).

GMC selalu dimulai dari proses gerhana matahari sebagian. GMC yang terjadi pada Kamis ini dapat dinikmati selama 3 jam 33 menit 18 detik yang dimulai dari pukul 12.14 WITA (lihat grafis). “Jadi kalau di Kaltara ini, wilayah lain seperti Tarakan, Malinau, Tana Tidung dan Nunukan hanya bisa melihat gerhana matahari sebagian yang hampir sama waktunya dan hanya selisih satu menit,” jelasnya.

Saat berada di puncak, akan terbentuk seperti cincin. Hal tersebut dikarenakan bagian dalam matahari tertutup dan menjadi gelap, sehingga hanya di bagian lingkaran luar saja yang memunculkan sinar.

 

DISARANKAN PAKAI KACAMATA KHUSUS

Raina menjelaskan bahwa proses gerhana memang terjadi di setiap tahun, namun di setiap tahunnya GMC belum tentu terjadi. Nah, di tahun 2019 ini telah terjadi 5 kali gerhana, yakni 5 hingga 6 Januari lalu terjadi gerhana matahari sebagian, 21 Januariterjadi gerhana bulan total namun tidak dapat disaksikan dari Indonesia, 17 Juni  terjadi gerhana bulan sebagian namun juga tidak dapat diamati dari Indonesia. Di akhir tahun 2019 ini ditutup dengan GMC yang dapat dinikmati di beberapa bagian Indonesia.

Jika ingin menyaksikan GMC secara langsung, Raina menjelaskan bahwa masyarakat harus menggunakan alat pengaman mata lebih dulu seperti kacamata gelap maupun teropong yang tidak membahayakan mata. “Matahari bisa memancarkan radiasi yang mengandung sinar UV yang berbahaya bagi manusia saat terkena langsung, jadi kalau mau menyaksikan gerhana, alangkah lebih baik jika menggunakan pengaman,” ujarnya.

 

INGATKAN PENELITI BERIZIN

Fenomena GMC diperkirakan akan menarik perhatian bagi peneliti dari negara lain untuk melakukan riset terkait fenomena alam.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X