Didatangi Dukun, Usir Roh Jahat

- Sabtu, 21 Desember 2019 | 13:38 WIB

Di tengah pembentukan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kemarin (20/12) muncul dua orang mengenakan pakaian serba hitam duduk di halaman depan gedung KPK. Ini merupakan aksi kritik yang ditujukan kepada KPK.

 -------

DUA orang tersebut membawa tungku anglo kecil dengan taburan bunga warna-warni di atasnya. Arang di dalam anglo kemudian dibakar. Lalu asap mengepul, beterbangan. Tapi, aksi itu bukan praktik perdukunan. Melainkan hanya teatrikal mengusir roh jahat ala dukun kebanyakan.

“Dukun ini melakukan aksi untuk menolak pimpinan (KPK) yang diduga banyak persoalan,” kata peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana. Selain dua orang pemeran dukun, aksi itu juga diikuti beberapa anggota koalisi masyarakat sipil. Mereka membentangkan spanduk besar bertuliskan tolak pimpinan bermasalah.

Kurnia mengatakan masuknya pimpinan bermasalah dianggap sebagai roh jahat yang harus diusir jauh-jauh. Karena itu, dia mengibaratkan dukun tersebut sebagai pengusir roh jahat yang mengerubungi KPK. “Kami mengibaratkan orang-orang yang punya persoalan sebagai roh jahat, sehingga harus diusir dari KPK,” sindirnya.

Para pegiat antikorupsi menyebut pihaknya akan tetap mengkritisi pimpinan KPK yang sedari awal dianggap melenceng dari semangat pemberantasan korupsi. Mereka pun pesimistis Firli cs akan membawa KPK menuju perubahan lebih baik. “Sedari awal, kami pesimis 5 orang ini akan membawa perubahan yang lebih baik,” tukasnya.

Setelah aksi teatrikal mengusir roh jahat itu, puluhan massa yang mendukung masuknya pimpinan KPK baru gantian melakukan aksi di depan gedung. Berseberangan dengan koalisi masyarakat sipil, kelompok yang terdiri dari perempuan dan pemuda itu justru mendukung Firli cs sebagai penerus Agus Rahardjo dkk.

 

BUKTIKAN JANJI INDEPENDENSI

Struktur Dewan Pengawas (Dewas) KPK akhirnya terbentuk. Presiden Joko Widodo melantik lima anggota Dewas bersama lima komisioner KPK terpilih periode 2019-2023 di Istana Negara, Jakarta, kemarin (20/12).

Lima nama Dewas itu adalah Tumpak Panggabean yang menjabat ketua, kemudian Albertina Ho, Artidjo Alkostar, Syamsudin Haris, dan Harjono sebagai anggota. Presiden Joko Widodo mengatakan, lima nama tersebut merupakan orang-orang yang selama ini dikenal baik dan punya kapasitas yang dibutuhkan.

“Memiliki kapabilitas, memiliki integritas, memiliki kapasitas dalam hal-hal yang berkaitan wilayah hukum,” ujarnya usai pelantikan.

Jokowi menuturkan, dirinya sengaja memilih anggota dengan latar belakang yang berbeda. Mulai dari hakim pidana, mantan hakim konstitusi, hingga akademisi. Harapannya, kombinasi itu bisa memberikan warna dalam menjalankan fungsi kontrol dan pengawasan terhadap lembaga KPK.

Jokowi berharap, keberadaan dewas dapat memaksimalkan kerja KPK sehingga tercipta pemerintah yang bersih. “Pemberantasan korupsi bisa sistematis sehingga betul-betul memberikan dampak yang baik bagi ekonomi, bagi negara kita,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Dewas KPK Tumpak Panggabean mengatakan, pihaknya akan menjalankan fungsi dewas sebagaimana diatur dalam UU KPK. Secara umum Dewas bertugas memastikan kerja pemberantasan korupsi dilaksanakan secara benar oleh lembaga KPK.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X