Dilema Produk Masih Terbatas

- Sabtu, 21 Desember 2019 | 13:34 WIB

TANJUNG SELOR – Beredarnya produk Malaysia di Indonesia. Khususnya di Kalimantan Utara (Kaltara), diduga dilakukan oknum pengusaha yang bermain.

Hal tersebut diungkapkan, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri pada Disperindagkop dan UKM Kaltara, Hj. Hasriani bahwa, sebenarnya sesuai aturan produk Malaysia itu hanya untuk diperdagangkan di wilayah perbatasan saja tidak untuk dibawa keluar. Dan tidak untuk diperjualbelikan.

“Produk dari Malaysia itu hanya untuk konsumsi di wilayah perbatasan saja. Tetapi hal dimanfaatkan oleh beberapa oknum pelaku usaha,” ungkap  Hasriani kepada Radar Kaltara belum lama ini.

Contoh produk Malaysia yang masih banyak diperjualbelikan di Indonesia adalah gula pasir, kalau di Tawau gula itu subsidi. Itulah sebabnya harga jauh lebih murah. Dan gula sebenarnya bukan untuk diperjualbelikan sampai keluar.

“Produk itu juga masuk melalui sungai, dan di jalur yang tidak resmi,” kata Hasriani.

Hasriani menilai bahwa titik itu menjadi rawan, karena bukan hanya satu produk saja yang di bawa masuk ke Indonesia. Sebenarnya kalau sesuai aturan hal itu tidak diperbolehkan.

“Namanya aturan harus berlaku, tapi kembali lagi keterbatasan produk yang kita miliki,” sebutnya.

Begitu juga dengan tabung tabung gas elpiji asal Malaysia. Itukan juga subsidi di Malaysia, tetapi oleh oknum dimanfaatkan untuk diperjualbelikan hingga keluar daerah.

“Gas itu subsidi, tapi di jual di sini (Tanjung Selor, Red) mahal,” ujarnya.

Bahkan per tabung bisa mencapai Rp 400 ribu, dan hal itu menjadi keuntungan oknum pelaku usaha. Padahal kalau subsidi harga itu tidak sampai semahal itu.

“Produk kita sekarang ini terbatas, jadi susah juga kalau kita mau melarang,” bebernya.

Sekarang ini saja produk gula di Bulog itu sudah lama kosong. Jadi sekarang ini dilema juga. Meski begitu, dengan adanya Toko Indonesia di wilayah perbatasan diharapkan kebutuhan masyarakat di perbatasan dapat terpenuhi.

“Kalau itu sudah beroperasi kita akan upayakan produk lokal kita masuk semua ke wilayah perbatasan,” sebutnya.

Dengan begitu maka ketergantungan terhadap produk Malaysia dapat dikurangi, sehingga tidak ada lagi oknum yang memanfaatkan produk tersebut untuk diperjualbelikan hingga keluar daerah.

“Bertahap akan kita upayakan,” pungkasnya.(*/jai/nri)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X