Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Pusat mewacanakan pertukaran tenaga pendidik atau guru yang ada di Indonesia ke luar negeri. Ini bertujuan agar kompetensi para guru-guru semakin meningkat.
RACHMAD RHOMADHANI, Tanjung Selor
TAK terkecuali, guru di provinsi termuda di Indonesia ini. Nantinya juga akan mengikuti program pertukaran guru yang bakal diberlakukan di tahun depan.
Ketua PB PGRI Pusat, Dr. Sukirman mengatakan, pertukaran guru-guru ke luar negeri ini sangat penting. Sebab program ini diyakini bisa meningkatkan kompetensi setiap guru. Metode yang ada di luar negeri dapat diserap dan dipraktekkan di dalam negeri ini sendiri atau tempat bertugas.
“Cara atau program ini ‘halal’. Menyoal pertukaran guru itu tak ada masalah di PGRI,’’ ungkap Dr. Sukirman, Kamis (19/12).
Lebih lanjut dia menjelaskan, mengenai bagaimana nasib peserta didik yang akan ditinggalkan para guru tersebut ? pihaknya dalam hal ini menjelaskan bahwa pertukaran guru itu akan dilakukan selama waktu sekolah atau siswa libur. Artinya, sama sekali tak mengganggu waktu belajar-mengajar.
“Akan disesuaikan saja waktunya, termasuk para guru di luar negeri. Mereka mengambil waktu libur sekolahnya dahulu baru mengajar ke Indonesia,’’ ujarnya.
Kata Sukirman, dalam sistem pertukaran itu sendiri nantinya, guru-guru bisa sekaligus melakukan observasi. Sehingga apa yang menjadi maksud dan tujuan dari pertukaran guru itu dapat berjalan jauh lebih optimal.
“Observasi ini penting, dalam rangka meningkatkan kompetensi setiap guru,’’ katanya.
Ditambahkannya juga, seperti yang saat ini sudah dilakukan di SMA Cibinong. Yang mana, mereka melakukan pertukaran dengan Skotlandia. Dan diharapkan nantinya, di Kaltara pun dapat kembali melakukan pertukaran guru – guru tersebut.
“SMA Cibinong dengan Skotlandia yang saat ini tengah berlangsung. Ya, mereka melakukan observasi juga,’’ ucapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Disdikbud Kaltara, Sigit Muryono mengatakan, terkait pertukaran guru itu memang sangat penting dilakukan. Apalagi, seperti apa dijelaskan oleh PB PGRI pusat. Tujuannya, untuk meningkatkan kompetensi para guru-guru tersebut.
“Ya, kita tentu sangat setuju jika pertukaran guru atau tenaga pendidik akan diberlakukan kembali,’’ ungkap Sigit kepada awak media Radar Kaltara.