Ratusan Liter BBM untuk Sampai Pujungan

- Senin, 16 Desember 2019 | 21:06 WIB

TANJUNG SELOR - Perjalanan panjang menyusuri sungai Kayan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan untuk menuju Long Pujungan, Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara). Jika dihitung, bisa membutuhkan waktu seharian untuk bisa sampai ke tujuan.

 

Bagaimana tidak, sebelum lanjut ke Long Pujungan, itu terlebih dahulu harus menyusuri sungai Kayan dengan jarak sekira 110  kilometer dari Tanjung Selor menuju Long Bia Kecamatan Peso, terlebih dahulu. Kemudian berlanjut melanjutkan perjalanan ke Long Pujungan degan jarak sekira 162 kilometer. 

 

Guna menilik bentang alam yang asri di bumi Benuanta, sebutan lain Kaltara, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Eksekutif Nasional, bersama Walhi Eksekutif Daerah Kaltim-Kaltara dan para pencinta alam Bulungan (mahala), belum lama ini melakukan kegiatan susur sungai disepanjang sungai Kayan hingga sungai Bahau yang ada di Long Pujungan.

 

 

Banyak hal yang menarik dalam perjalanan tersebut. Namun demikian, selain memerlukan waktu cukup panjang untuk bisa sampai ke Pujungan, ternyata juga memerlukan biaya tidak sedikit. Menggunakan speedboat hingga longboat reguler, untuk bisa pulang pergi setidaknya membutuhkan biaya sekitar Rp 1,6 juta per orang. 

 

Hal itu sepadan dengan jumlah Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diperlukan untuk mengiring laju perahu oleh motoris. Bayangkan saja, perjalanan dari Long Bia menuju Pujungan, motoris membutuhkan BBM jenis bensin sebanyak dua drum atau sekira 400 liter. Jumlah itu lebih banyak dibanding ketika perjalanan turun atau kembali yang hanya sekira 170 liter. Barangkali karena saat berangkat perjalanan seperti menanjak dengan ketinggian air sungai mencapai 197 meter. 

 

“Ini hanya sedikit dari rencana perjalanan menyusuri sungai Kayan hingga Bahau yang sudah sejak lama kami agendakan. Tentu saja pemadangan alam yang hijau sudah menjadi hayalan kami, meskipun kami juga cukup tercengang dengan biaya yang harus dikeluarkan, terlebih BBM yang diperlukan oleh motoris. Tetapi lebih dari itu bentang alam yang ada ini mengisyaratkan bahwasannya kehidupan bisa terus berlangsung jika bantaran sungai, daratan dan segala isinya bisa terjaga,” ujar Koordinator Susur Sungai, Aray kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor, Senin (16/12).

 

Sepanjang perjalanan susur sungai, tak dipungkiri oleh tim bahwasannya fauna masih mudah ditemui, di antaranya seperti burung enggang, elang, buaya, kalong dan lainnya. 

Namun demikian meski masih ada sepadan sungai yang ditutupi oleh perkebunan sawit, nyatanya setelah Desa Long Bia, Kecamatan Peso, menuju Pujungan tutupan tidak ditemui sawit sepanjang sungai, alias hutan alam sepanjang sungai masih tampak. 

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X