Dilema Dinsos Nunukan Tangani ODGJ

- Jumat, 13 Desember 2019 | 14:21 WIB

NUNUKAN – Dinas Sosial (Dinsos )Nunukan sedang menghadapi permasalahan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Minimnya anggaran menjadikan ODGJ yang ditangani kembali turun ke jalanan. Padahal semua tindakan terkait penanganan sudah dilakukan.

Akibat liarnya ODGJ di jalanan, juga membuat pihak kepolisian mendapatkan tugas tambahan. Ya, meski sudah diamankan lebih dari puluhan kali, ODGJ masih saja tetap berkeliaraan di jalanan. Mengamankan hingga melakukan penjagaan 2x24 jam, menjadi tugas tambahan pihak kepolisian. “Kami sudah amankan berpuluh-puluh kali, karena orang ini meresahkan warga. Anak ini kan ngelem, jadi meminta uang kepada warga kadang mengancam dengan senjata tajam, pernah juga mau bakar APMS. Ini dadurat makanya diamankan,” ujar Kapolsek Nunukan AKP Musni kepada pewarta harian ini.

Namun, yang menjadi kendala, ODGJ yang biasa di panggil Osas tersebut, masih anak di bawah umur. Dirinya tidak bisa dimasukan ke sel. Osas juga diketahui tidak punya keluarga di Nunukan. Polisi pun tidak tahu akan dikemanakan karena tidak ada keluarganya. Polisi akhirnya melimpahkan Osas ke Dinsos Nunukan.  “Kami heran, sudah beberapa kali melimpahkan anak ini (Osas) ke Dinsos, tapi masih saja tetap ada di jalanan,” beber Musni.

Di tempat berbeda, Kepala Dinsos Nunukan Jabbar mengatakan, menangani Osas memang dilema bagi pihaknya. Kenapa tidak, di satu sisi pihaknya minim anggaran, di satu sisi pihaknya juga dibuat kewalahan akibat ulah Osas yang sudah ditangani serius, tetapi masih saja turun ke jalanan. “Ya, anggarannya untuk penangan itu (ODGJ) saat ini tidak ada, sudah habis, sementara Rumah Perlintungan Trauma Centre (RPTC) bukan tempat penampungan ODGJ. Tapi karena tidak ada tempat lain, mau di mana lagi. Sementara di RPTC tidak ada petugas jaganya, pengamanannya tidak maksimal, pintu terbuka terus,” ujar Jabbar saat dikonfirmasi.

Padahal diakuinya, ODGJ bernama Osas, sudah pernah dirujuk ke Tarakan untuk diobati. Setelah sembuh, Osas pun dibawa pulang ke Nunukan. Namun karena tidak adanya keluarga dan tidak ada yang memperhatikan, menjadikan Osas terus-terusan kembali ke jalan.

“Memang yang paling penting itu, jika sudah dirawat pemerintah, peran keluargalah harus meneruskannya  untuk pemberian obat. Yang menjadi masalah ini memang tidak ada keluarganya. Jadi solusi terakhir kami, kami berkoordinasi ke pemprov, kami minta dua opsi, dipulangkan ke kampung halamannya atau kembali dirujuk lagi. Semoga nantinya Osas ini bisa tertangani,” harap Jabbar. (raw/ash)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X