TARAKAN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tarakan mengapresiasi partisipasi SKH Radar Tarakan dalam mensukseskan Pemilu 2019. Dalam hal ini juga sebagai penunjang kinerja penyelenggaran pemilu ke depannya untuk menjaga profesionalitas.
Ketua KPU Tarakan Nasruddin mengungkapkan, kunjungannya beserta para kominisioner KPU Tarakan ke Gedung Silver Radar Tarakan ini juga menjadi salah satu upaya menjalin komunikasi antar stakeholder. Sebab media menjadi salah satu prioritas KPU dalam bekerja sama.
“Karena bagi kami dalam setiap momen pemilihan, baik itu pilkada maupun pilpres, peran media sangat besar dan membantu untuk kesuksesan dan kelancaran kegiatan, karena kaitannya dengan publiksi, sosialisasi dan tahapan- tahapan agar informasi tersebut bisa sampai ke masyarakat luas,” tutur Nasruddin, kemarin (12/12).
KPU tidak akan bisa berjalan sendiri, tidak akan bisa sukses melaksanankan setiap tahapan pemilu, jika tidak didukung dengan adanya media. Tentu saja dengan pemberitaanya yang positif dan berimbang.
Saat ditanya soal tahapan, diakui Ketua KPU semakin panjang tahapan pemilu akan semakin riskan. Sebab, ada upaya-upaya perjuangan yang panjang di dalam proses tersebut.
“Jika seperti itu memang harus dilalui sesuai koridor yang sudah ada,” jelasnya.
Ditambakan, Komisioner Divisi Teknik KPU Tarakan Muhammad Taufik, saat Pilgub 2020 diprediksi akan ada 173 ribu jiwa yang masuk dalam kategori pemilih. Nantinya, akan melalui 10 tahapan salah satunya, verifikasi faktual dukukangan perseorangnya.
“Rencana, Februari tahun depan sistem ini akan di-laucnhing saat ini masih digarap oleh ITB yang harapannya bisa segera digunakan,” jelasnya.
Saat ini, mereka juga sedang disibukan dalam menyambut Pilkada 2020. Tahapan sosialisasi sudah dilakukan. Sembari membangun koordinasi antar media di Bumi Paguntaka. Rencana KPU juga akan segera melakukan perekrutan adhoc panitia pemungutan suara kecamatan (PPK), panitia pemungutan suara (PPS) di pertengahan Januari.
“Hal ini harus disosialisasikan di beberapa instansi atau masyarakat. Semua terbuka untuk umum,” jelasnya.
Diharapkan, agar semua masyarakat tidak hanya memposisikan diri sebagai filter atau sebagai pemilih saja, tetepi harus aktif mengawal setiap tahapan, karena tahapan saling berkaitan.
“Tahapan kampanye masayarakat harus ikut mengontrol jika ada masalah harus disampaikan, jadi tidak terakumulasi pada saat akhir tahapan. Karena memang semua terlibat dalam tahapan pemilu,” tuturnya. (agg/nri)