TARAKAN – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara menindaklanjuti kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dan gas dengan mengunjungi Terminal BBM Tarakan yang dioperasikan PT Pertamina MOR VI, kemarin (11/12). Kunjungan ini juga dihadiri sejumlah pengusaha.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltara Supa’ad Hadianto, S.E, menyampaikan kunjungan tersebut berhubungan dengan Natal dan Tahun Baru. “Tentang kelangkaan bahan bakar minyak di wilayah Kaltara, yang selama ini antrean yang panjang sampai berkilo meter, dan perlu ada solusi. Pertamina dan DPRD mencoba mengurai satu per satu simpul mana yang kira-kira menjadi penyebab kelangkaan tersebut,” tuturnya.
Diketahui BBM di Tanjung Selor disuplai melalui Berau. Sementara pemborong/penyuplai di Berau masih di bawah Terminal BBM Tarakan. Pertamina sebagai regulator telah membentuk satuan tugas mengantisipasi kelangkaan BBM dan gas pada Nataru.
“Ini adalah suatu pola yang tepat, tinggal tindak lanjut di lapangan dan implementasinya sesuai dengan program yang akan dilaksanakan. Di samping itu, DPRD Kaltara juga mengharapkan ada kuota tambahan, baik itu berupa BBM maupun gas 3 kilogram. Tarakan, Nunukan dan dan daerah-daerah pedalaman, kami meminta Pertamina menghitung kembali sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Sekretaris Komisi III DPRD Kaltara Jupri Budiman mengharapkan para pengelola SPBU di Tanjung Selor dapat terlibat dalam penyelesaian masalah yang ada, khususnya antrean panjang.
“Kami sempat mempertegas ke Pertamina bagaimana untuk menekan masalah yang ada di lapangan seperti masalah pengetapan motor, bagaimana sih pengawasannya di lapangan. Kami memberikan solusi, coba SPBU jangan dicampur lagi antara subsidi dan non-subsidi, kan kita lihat sekarang yang ada di SPBU, baik di Tarakan maupun se-Kaltara masih menyatukan penjualan tersebut, sehingga menyulitkan pengawasan, jadi baiknya dipisahkan,” imbuhnya.
Sales Branch Manager Rayon V Depo Pertamina Kaltim-Kaltara Mochammad Abdillah Royke, menuturkan bahwa untuk distribusi BBM yang ada di wilayah Bulungan solusinya dengan bekerja sama dengan pemda. Mengatur disitribusi penjualan ke masyarakat. Pertamina bisa menjembatani koordinasi ke Berau.
Jenis yang berlebih pada premium. Solar juga demikian, namun tak disalurkan.
“Untuk lembaga penyalur yang ada di Bulungan masih on process dan ada 2 lembaga penyalur dan yang satu masih tahap perizinan dan yang satu masih tahap pembangunan. Kami masih memonitor tahap pembangunan tersebut bersama pihak-pihak yang mengatur perizinannya,” imbuhnya.
Sedangkan untuk stok BBM jelang Nataru, dipastikan aman. “Sampai saat ini kami tidak pernah putus suplai, jadi terus disalurkan, dan suplainya ada yang dari Balikpapan dan itu lancer,” jelasnya. (agg/lim)