Mengapa di Indonesia Profesi Dokter Hewan  Masih Sering Dianggap Remeh?

- Rabu, 11 Desember 2019 | 23:23 WIB

DITERIMA sebagai mahasiswa kedokteran hewan pastinya membuat saya bahagia, karena menjadi dokter hewan adalah cita-cita saya sejak lama. Akan tetapi ada kesulitan yang saya hadapi ketika menerangkan kepada masyarakat awam, karena jurusan kedokteran hewan tidak sepopuler jurusan kedokteran umum. Banyak teman saya bertanya seperti ini “Kenapa sih kedokteran hewan?” “Kenapa gak kedokteran saja?” “Nanti kerjanya di mana?” “Kerjanya nanti buka klinik hewan ya?”.  Banyak sekali pertanyaan yang saya dapat dari teman-teman yang terkesan meremehkan. Tetapi menurut saya, mereka berkata seperti itu karena mereka belum mengetahui lebih dalam tentang profesi dokter hewan itu sendiri.

Dokter hewan mempunyai motto yaitu “Manusya Mriga Satwa Sewaka” (mengabdi untuk kesejahteraan manusia melalui dunia hewan).  Jadi sesungguhnya kehadiran dokter hewan itu sangat penting untuk manusia, bukan hanya untuk sekadar menangani kesehatan hewan kesayangan saja.  Ada juga fungsi "food safety" atau keamanan pangan yang dihasilkan dari hewan tersebut. Menjaga mutu produk atau hasil dari hewan ternak berupa daging, telur dan susu yang dikonsumsi masyarakat adalah menjadi tugas dokter hewan. Apabila tidak ada dokter hewan, masyarakat bisa saja mengonsumsi daging yang terkena antraks maupun masyarakat yang meminum susu yang tercemar bakteri. 

Fungsi lainnya adalah "zoonosis" yaitu mencegah penularan penyakit dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Bagaimanapun kesehatan hewan pun sama pentingnya dengan kesehatan manusia atau masyarakat konsumen. Tak kalah pentingnya, fungsi dokter hewan ini untuk memastikan kesejahteraan hewan. 

Dokter hewan bertugas menyosialisasikan dan mengajak masyarakat bagaimana caranya agar hewan pun bahagia dan sejahtera.

Bagi pencinta hewan, kuliah di jurusan kedokteran hewan akan sangat menyenangkan, karena kita akan banyak mempelajari tentang hewan, banyak berinteraksi dengan hewan. Dan itu juga salah satu alasan saya memilih kuliah di kedokteran hewan. 

Ada beberapa alasan lagi yang membuat saya tertarik dengan jurusan ini yaitu:

Di daerah saya, Kalimantan Utara tepatnya di Kota Tanjung Selor, sangat minim dokter hewan. Saya merasakan betapa sulitnya jika kita mempunyai hewan peliharaan kesayangan yang sedang sakit, tetapi tidak ada tempat untuk membawanya berobat sehingga berakhir dengan kematian. 

Dari pengalaman itu, saya ingin suatu saat nanti saya bisa membantu warga di sana agar tidak merasakan kesulitan yang pernah saya alami.

Lapangan pekerjaan yang luas untuk seorang lulusan dari jurusan kedokteran hewan juga membuat saya tertarik untuk kuliah di jurusan tersebut. Mari kita cari tahu beberapa pekerjaan yang dapat kita lakukan setelah lulus dan menyandang predikat sebagai dokter hewan.

 Dinas 

Berbeda dengan dokter umum dan dokter gigi yang dinaungi Kementerian Kesehatan,  dokter hewan berada dalam naungan Kementerian Pertanian pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sehingga dinas yang membawahinya akan menjadi peluang tempat kerjamu nanti. Bukan hanya itu, instansi lainnya seperti Badan Karantina Pertanian, Dinas Perikanan, Puskeswan, Rumah Potong Hewan, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian serta instansi dinas terkait lainnya dapat menjadi tempatmu berkarier untuk memberikan jasa pelayanan medik veteriner.

 

 Praktisi

Membuka tempat praktik mandiri atau bergabung dengan dokter hewan lainnya. Tempatnya pun kamu bisa memilih sendiri yakni di kota besar maupun di daerah. Pembagian praktisi biasanya digolongan ke dalam praktisi hewan kecil terutama anjing dan kucing serta praktisi hewan besar terutama untuk kuda. Namun ada juga yang menyatukannya tergantung bidang mana yang akan kamu tekuni kelak.

 Swasta/ pengusaha

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X