Siap-Siap Abadikan Gerhana Matahari Cincin!

- Selasa, 10 Desember 2019 | 10:54 WIB

FENOMENA gerhana matahari cincin (GMC) kembali terjadi di Indonesia dan diperkirakan akan muncul pada Kamis (26/12) ini. Di Kalimantan Utara, fenomena ini akan tampak jelas pada dua daerah, yakni Tanjung Selor dan Makulit.

Prakirawan cuaca pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan, William mengatakan, fenomena GMC dapat terjadi ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari serta berada pada titik terjauh. “Jadi, iringan bulan tampak lebih kecil daripada piringan matahari hingga tidak menutupi seluruhnya,” jelasnya, kemarin (9/12).

Fenomena GMC ini akan dialami oleh 25 daerah di Indonesia seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Berau, Tanjung Redeb, Makulit dan Tanjung Selor di Kaltara dan sebagainya. Namun, William menyatakan bahwa pihaknya hanya menerima informasi dari geofisika melalui BMKG.

“Yang kami dapat ini adalah peta magnitudo gerhana matahari cincin yang akan terjadi Kamis, 26 Desember 2019. Jadi kalau ada informasi terbaru, nanti kami kabari karena untuk kepastian jam belum diketahui. Tunggu informasi lanjutan saja ya,” imbuhnya.

 

GERHANA KELIMA

Tahun 2019 baru berjalan hari kedua. Ke depan, sepanjang tahun ini diprediksi akan banyak terjadi fenomena alam semisal gerhana. Seperti 2018 lalu, sejumlah peristiwa gerhana, baik gerhana bulan dan gerhana matahari akan terlihat dari bumi. Artinya, fenomena alam tersebut bisa disaksikan penduduk bumi.

GMC pada 26 Desember ini merupakan gerhana kelima tahun ini. Gerhana pertama pada 6 Januari. Gerhana matahari parsial atau sebagian. Gerhana matahari parsial ini dikatakan terlihat sebanyak 62 persen di Wilayah Siberia Tengah, 20 persen di Beijing, Tiongkok, 30 persen di Tokyo, Jepang, dan 37 persen di wilayah Vladivostok, Rusia.

Selanjutnya pada tanggal 20 hingga 21. Fenomena alam ini terlihat di wilayah-wilayah Amerika Serikat (AS) dan sebagian Eropa. Di AS, fenomena alam ini disebut sebagai gerhana bulan darah serigala. Disebut gerhana bulan darah serigala karena peristiwa ini terjadi saat bulan penuh alias purnama.

Juga merupakan gabungan antara beberapa fenomena alam sekaligus. Fenomena alam tersebut adalah bulan yang berada dengan titik terdekat dengan bumi atau super moon. Posisi matahari, bumi, dan bulan dalam satu garis sejajar. Cahaya matahari melewati atmosfer bumi dan membuat bulan seolah berwarna merah (blood moon). Peristiwa tersebut terjadi saat bulan purnama yang jatuh pada Januari dengan nama wolf moon.

Selanjutnya, rangkaian fenomena gerhana ketiga, gerhana matahari total. Terjadi pada 2 Juli. Di Chili bagian selatan dan sebagian wilayah di Argentina.

Keempat, gerhana bulan parsial. Pada 16 Juli. Peristiwa alam ini di Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia, hingga Australia.

Sementara GMC pada 26 Desember, dimulai pada subuh di wilayah utara Riyadh, Arab Saudi, Sumatera bagian timur, sebagian besar wilayah Singapura, dan wilayah di bagian barat Samudera Pasifik, Guam. (shy/jpg/lim)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X