TARAKAN - Kejuaraan lari 10 kilometer dan 5 kilometer yang dilaksanakan pekan lalu di Sebatik, Kabupaten Nunukan dipadati oleh ribuan pelari dari Kalimantan Utara hingga mancanegara. Meski Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Tarakan dinilai ‘mati suri’, Tarakan rupanya memberangkatkan beberapa pelari terbaiknya yang terdiri dari beberapa atlet pelajar. Dari kejuaraan tersebut empat atlet yang diboyong ke Sebatik seluruhnya sukses meyabet medali.
Pelatih Atletik, Junianthono mengakui untuk lari lima kilometer podium pertama diisi oleh atletnya putri yakni Esa Nuratika dari SMAN 2 Kota Tarakan, sedangkan di podium kedua juga diisi oleh Sri Wahyuni. Untuk putra di kelas lima kilometer podium pertama diisi oleh Juni yang juga sebagai pelatih, podium kedua diambil oleh Ariwijaya SMAN 2 Tarakan dan podium ketiga diisi oleh pelari asal Tarakan Leo yang juga atlet yang setahun lalu menjadi alumni SMAN 2 Tarakan.
Juni mengakui pelaksanaan keberangkatan empat atlet yang terdiri dari dua putra dan dua putri tersebut harus melewati beberapa kendala salah satunya adalah kendala anggaran keberangkatan. "Jadi kalau boleh jujur untuk keberangkatan atlet kita juga gunakan angaran pribadi. Saya juga akui talenta anak-anak Tarakan ini masih ada, itulah kenapa saya kumpulkan mereka untuk melaksanakan program latihan karena mereka punya kemauan. Seandainya kita tidak berangkatkan kemampuan yang mereka miliki itu bakalan tidak ada gunanya, tetapi keberangkatan kita yang keduakali ini kita sukses membawa pulang medali semuanya dapat dan itu kebanggaan tersendiri," bebernya.
Ia menegaskan, pada awalnya empat atletnya tersebut diketahui diletakkan di kelas 10 kilometer namun dikarenakan adanya pelari dari Kenya yang berjumlah 5 atlet ia menurunkan kelas sang atlet agar lebih maksimal. "Kalau untuk catatan waktu untuk saya di putra podium pertama estimasi waktu sekitar 16 menit, dan untuk yang putri kita dijuara pertama yakni Esa tembus diangka 21 menit. Jadi memang dari prestasi ini maunya, saya ingin bangkitkan PASI seperti dulu lagi karena pandangan saya PASI Tarakan telah ‘mati suri’. Mungkin dengan kita meraih kejuaraan di Sebatik bisa menjadi tolak ukur kita ke depannya terutama beberapa kejuaraan yang akan kami ikuti selanjutnya. Kalau untuk sekarang para atlet masih ikut latihan dengan saya di Stadion Datu Adil," tegasnya.
Terkait dengan target selanjutnya kejuaraan 10 kilometer yang akan diikuti ialah Tabalong pada akhir Desember nanti. Namun lagi-lagi masalah anggaran menjadi poin utama mempertahankan podium para atletnya. "Selain di daerah saya juga mau membawa atlet ini hingga ke Banjarmasin tepatnya di Tabalong tapi sampai sekarang kita kendalanya di anggaran, bahkan kejuaraan di Sebatik juga kita terkendala diizin rekomendasi saya baru mendapatkan izin itu setelah mendatangi Dispora Kota Tarakan," ungkapnya.(puu/udn)