MALINAU – Komando Distrik Militer (Kodim) 0901/Malinau (Mln) melaksanakan apel Komandan Rayon Militer (Danramil) dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) Tahun Anggaran (TA) 2019 selama tiga hari mulai 3-5 Desember 2019. Di hari kedua, Rabu (4/12), Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si diminta untuk memberikan arahan dalam acara tersebut.
Usai memberi arahan dengan memaparkan materi berjudul pembangunan berbasis Rukun Tetangga (RT)/komunitas, kepada Radar Tarakan, Bupati mengatakan bahwa apel Danramil dan Babinsa ini sangat strategis sekali untuk kepentingan daerah, terutama dalam penyelenggaraan pemerintahan sampai ke RT.
“Nah karena keberadaan Danramil dan Babinsa itu di lapangan, harapan kita beliau-beliau itu memiliki wawasan tentang bagaimana konsepsi pembangunan daerah. Karena penguatan terhadap kepentingan daerah itu tidak hanya dari sisi birokrasi saja. Tapi peran-peran yang dimiliki oleh fungsi-fungsi negara itu kan ada di pemerintahan daerah, kemudian di TNI, di Polri dan di penegakan hukum,” ujar upati Malinau Yansen TP di Aula Kodim 0910/Mln.
Sehingga dengan demikian, kata Bupati, semua lini harus memahami prospektif pembangunan daerah dengan memahami strategi daerah. Itu, sudah dirinya sampaikan dan paparkan kepada kurang lebih 100 Danramil dan Babinsa se-Kodim 09010/Mln. Hal itu disampaikan, tak lain dalam rangka mewujudkan keberhasilan pembangunan nasional di Malinau.
“Ini harus dipahami dari sisi strategi daerahnya. Strategi daerah kita kan membangun melalui Gerakan Desa Membangun (Gerdema) dengan orientasi program sekarang ke RT. Bobot pelaksanaan pembangunan itu sekarang ada di penguatan RT,” jelasnya.
Peran dari TNI dalam kapasitas Danramil dan Babinsa, ia harapkan harus nyata di lapangan, jadi bukan hanya fungsi pemerintahan birokrasi saja yang akan dinampakan pemerintahan di Kabupaten Malinau, tapi fungsi daripada peran-peran stabilitas teritorial yang dilakukan oleh TNI juga harus nyata.
Bahkan, Bupati Malinau periode 2011-2016 dan 2016-2021 ini punya harapan yang menurutnya juga penting adalah adanya Prajurit Pembina RT. “Ini penting juga, kalau selama ini dalam sistem pembinaan yang dilakukan oleh TNI melalui pembinaan teritorial ini kan sampai ke Babinsa, harapan saya kalau bisa bahkan ada Babin RT atau Prajurit Pembina RT,” cetus pengarang buku Revolusi dari Desa dan Revolusi RT ini.
Menurutnya, jika ada Prajurit Pembina RT, tidak mengubah banyak hal sistem yang ada, tapi akan lebih orientasi kepada aktivitas manusianya. “Jadi kalau ini dilakukan, saya yakin ini model yang baru, muncul di Indonesia melalui Kodim Malinau, dilahirkan oleh perwira-perwira dan seluruh prajurit Malinau,” ucap Yansen.
Lanjutnya, apabila peran TNI melalui Prajurit Pembina RT terlaksana, itu merupakan bakti untuk negara melalui mekanisme penyelenggaraan pemerintahan. “Jadi tidak hanya Babinsa, tapi sekarang Babin RT atau Prajurit Pembina RT. Nah ini tidak lain karena apa, karena peran-peran yang sangat strategis ini kita harapkan juga bisa mendorong penguatan penyelenggaraan pemerintahan dari aspek birokrasinya,” tukasnya.
Menanggapi usulan Bupati, terkait adanya Prajurit Pembina RT, Komandan Kodim (Dandim) 0910/Mln Letkol. Inf. Nopid Arif, S.Sos, M.Han mengatakan bahwa sesuai kemampuan seorang prajurit dengan kemampuan mengawasi itu memang idealnya sampai ke RT. Oleh sebab itu, dirinya menganggap usulan Bupati Malinau tersebut sangat positif untuk pembangunan bangsa, khususnya di Malinau yang program pembangunan pemerintahan daerahnya diperkuat sampai ke tingkat RT.
“Ini akan menjadi kajian bagi saya. Saya akan ajukan ke komando atas masalah Prajurit Pembina RT ini. Karena memang sangat efisien dalam pengawasannya. Apalagi kita, sebagai yang juga turut membantu pemerintahan daerah dan pengawasan pembangunan, ini sangat cocok,” ujar Nopid Arif.
Sebab, lanjutnya, kesejahteraan oke, tapi kalau tidak ada kondusifitas juga tidak bisa jalan. “Jadi semuanya memang harus bersinergi. Aman tanpa ada pembangunan juga tidak bisa, jadi semuanya berkaitan,” pungkasnya. (ags/fly)
