Kapolda: Mungkin Milik Anggota Tertinggal

- Rabu, 4 Desember 2019 | 12:13 WIB

JAKARTA – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono masih melakukan pendalaman terkait kasus meledaknya granat asap di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (3/12). Gatot mengatakan granat itu bisa saja milik aparat yang tertinggal. Namun, hal itu masih dipastikan kebenarannya.

“Granat asap itu kan bisa dimiliki oleh anggota kita seperti pasukan Dalmas dan lain-lain. Mungkin bisa tertinggal atau lainnya. Kita belum tahu ini asalnya dari mana, kita akan dalami nanti setelah ini,” kata Gatot.

Mantan Ksatgas Nusantara itu menyampaikan, penyidik akan meminta keterangan sejumlah saksi yang dianggap mengetahui atau mendengar ledakan tersebut. Korban juga akan diminta keterangan setelah kondisinya membaik.

“Untuk saksi korban perlu dipahami ini masih tahap pengobatan kalau udah lebih baik kita keterangan pada saksi korban,” ucap Gatot.

Lebih lanjut, dia memastikan tidak ada lagi granat asap yang ditemukan di sekitar lokasi ledakan. Sejauh ini hanya serpihan bekas ledakan yang ditemukan petugas. “Kami nanti akan melakukan penyelidikan secara mendalam terhadap peristiwa ini khususnya kenapa ada barang tersebut,” tegas Gatot.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono memastikan ledakan di Monas, Jakarta Pusat berasal dari granat asap. Meski begitu, dia belum bisa memastikan kenapa granat asap tersebut ada di area tersebut dan akhirnya meledak.

“Ini granat asap. Ini masih cari info lebih lanjut. Kami sampaikan ini bukan sesuatu yang luar biasa, kita dalami kenapa itu di temukan,” kata Gatot di lokasi, Selasa (3/12).

Gatot menuturkan, penemuan granat asap ini terjadi pukul 07.16 WIB. Akibat kejadian ini dua orang anggota TNI harus mengalami luka. Yaknu Serka Fajar luka di tangan kiri. Dia masih sadar saat terkenda ledakan.

Korban kedua yakni Praka Gunawan mengalami luka ringan di paha. Keduanya sudah dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta guna mendapat perawatan. “Kedua korban sedang olahraga. Kantornya ada di Jalan Medan Merdeka Timur, setiap Selasa memang jadwalnya olahraga,” imbuh Gatot.

Dari rangkuman Jawa Pos (Jawa Pos Group) granat asap yang meledak berbentuk kaleng yang digunakan sebagai alat isyarat darat atau darat ke udara. Granat tersebut sebagai penanda zona sasaran atau pendaratan, atau penyembunyi pergerakan tentara.

Granat asap biasanya terbentuk dari silinder logam dengan lubang di bagian atas dan bawah untuk mengeluarkan asap. Setidaknya ada dua jenis utama granat ini. Pertama adalah granat asap berwarna dan granat penyembunyi.

Pada granat asap berwarna, pengisinya biasanya terdiri daripada 250 hingga 350 gram campuran asap pewarna (kebanyakannya potasium nitrat, laktose dan pewarna). Tersedia warna-warna merah, hijau, kuning, dan ungu. Granat asap penyembunyi biasanya berisi campuran HC (hexachloroethane/zinc) atau campuran TA (terephthalic acid).

Kedua, jenis granat asap lain, adalah jenis asap meledak. Granat ini berisi fosforus putih (WP). Granat WP meledak dan menyebarkan phosphorus putih ke segala arah, lalu phosphorus terbakar apabila ketika bertemu udara, dan terbakar dengan api kuning terang, sambil menghasilkan asap putih yang banyak (phosphorus pentoksida). Ia juga berfungsi sebagai granat pembakar.

Adapun granat terdiri dari granat tangan atau yang biasa disebut granat nanas, granat serpihan, granat asap, granat anti-kerusuhan, granat pembakar, dan granat kejut. (jpg/lim)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB

Abrasi Masih Mengancam Warga Sebatik

Senin, 25 Maret 2024 | 16:25 WIB
X