Renyahnya Kue Bannang, Manisnya Pas di Lidah

- Jumat, 29 November 2019 | 14:54 WIB

BIASANYA suatu makanan, berkaitan erat dengan filosofi dan makna dalam penyajiannya. Jika makna cokelat melambangkan kasih sayang dari budaya Barat, lain halnya dengan kue bannang atau benang dari Bugis-Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia.

Di Makassar kue ini disebut nennuk-nennuk. Tapi dalam bahasa Bugis, disebut bannang-bannang, yang berarti benang. Ya, sekilas kue ini terlihat seperti benang kusut, yang dikumpulkan menjadi satu lalu dibentuk persegi panjang.

Di daerah asalnya, kue bannang ini banyak dihidangkan saat ada acara pernikahan. Konon, kue yang terbuat dari gula merah dan identik dengan cita rasa manis berpadu gurih, melambangkan manisnya sebuah pernikahan.

Dikatakan Lisnawati, di Sulawesi, khususnya Makassar dan daerah Bugis, kue ini sangat identik dengan prosesi lamaran, hingga pernikahan. Selain manis, permukaannya juga sedikit lengket.

Tapi tidak hanya dalam prosesi pernikahan. Kue bannang juga banyak dihidangkan dalam acara besar lainnya. Seperti syukuran ataupun doa bersama. “Biasa juga kalau ada yang mau berangkat haji, sudah berdoa, kue ini dimakan sama-sama. Untuk syukuran juga, kalau di Sulawesi, pas pengantinan pasti ada kue ini,” jelas wanita berusia 48 tahun ini.

Meski terlihat seperti benang kusut, ternyata dalam pembuatannya cukup rumit. Beras putih yang ditumbuk halus hingga menjadi tepung, diadon hingga menjadi adonan yang panjang.

“Ditumbuk dulu, supaya diadon menyatu. Karena kalau tidak ditumbuk, adonannya tidak berbentuk memanjang, tapi langsung jatuh begitu,” kata pemilik akun Facebook Ihsyania.

Satu kilogram tepung beras, membutuhkan waktu empat jam untuk menyelesaikannya. Kunci dari kesuksesan kue bannang ini tentu terletak pada takarannya. “Pernah buat, tapi keras. Tidak tahu apanya yang kurang, jadi dia harus seimbang. Misalnya 1 banding 1, jadi manisnya jugas pas, ada rasa gurih,” jelasnya.

Terbuat dari bahan-bahan alami seperti gula merah dan air, kue yang identik berwarna merah kecokelatan ini dapat bertahan selama seminggu atau dua minggu di suhu ruang, dalam kemasan kedap udara. Konon lebih renyah saat disimpan di dalam freezer. Manisnya pas, cocok sebagai teman minum kopi. (*/one/fly)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB

TWICE Catat Rekor Penjualan dan Chart Billboard

Selasa, 5 Maret 2024 | 14:35 WIB

Cinta Sebut Keputusan Punya Anak di Tangannya

Selasa, 5 Maret 2024 | 13:50 WIB

Film Superhero Alami Kejenuhan

Selasa, 5 Maret 2024 | 11:10 WIB

Lutesha Belajar Motor Kopling

Sabtu, 2 Maret 2024 | 09:02 WIB
X