Api Biru Harapan Emak-Emak Agar Dapur Tetap Mengepul

- Jumat, 29 November 2019 | 14:34 WIB

Sebelum 2015 masyarakat Bumi Paguntaka, sebutan Kota Tarakan merasakan sulitnya mendapatkan sumber energi untuk keperluan dapur rumah. Masyarakat masih bergantung pada liquified petroleum gas (LPG) 3 kg yang terbatas dan sering mengalami kelangkaan. Harapan bisa memasak menggunakan si api biru dengan nyaman terwujud ketika Perusahaan Gas Negara (PGN) membangun jaringan gas (jargas) rumah tangga.

 

JANURIANSYAH

 

TAHUN 2015 menjadi awal harapan kaum emak-emak yang ada di Tarakan untuk dapat menggunakan api biru dengan nyaman. PGN mendapatkan penugasan melalui Keputusan Menteri (Kepmen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 3337 K/12/MEM/2015, pengoperasian jargas rumah tangga yang dibangun oleh pemerintah di 11 wilayah yang ada di Indonesia, salah satunya Tarakan.

Tahun-tahun sebelumnya pemanfaatan sumber energi untuk memenuhi kebutuhan memasak di masing-masing dapur rumah yang ada di Tarakan masih bergantung pada LPG.

Salah satu ibu rumah tangga (IRT) yang tinggal di Kelurahan Selumit Pantai, Tini Suryanti menceritakan, sebelum LPG, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari memasak makanan di dapur dirinya menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak tanah.

“Tidak menggunakan minyak tanah lagi setelah ada kebijakan dari pemerintah di mana minyak tanah diganti menjadi LPG 3 kg,” tuturnya.

Kebijakan untuk mengganti minyak tanah ke LPG 3 kg pada saat itu, dinilai tidak memudahkan masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan kegiatan di dapur setiap harinya. Stoknya yang terbatas membuat kelangkaan.

“Belum lagi ada permainan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang membuat kami sebagai ibu rumah tangga harus mengeluarkan uang lebih di atas harga eceran tertinggi (HET). Permainan ini masih ada sampai saat ini,” ungkapnya.

Hadir pada tahun jargas tahap kedua sebanyak 21 ribu sambungan, membuat masyarakat terbantu. “Alhamdulillahsekarang tidak pusing-pusing lagi, tinggal menyalakan kompor yang sudah tersambung jargas, sudah bisa memasak dengan api birunya, kalau dulu kalau tidak ada LPG 3 kg, terpaksa membeli LPG Malaysia yang harganya lumayan mahal,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan IRT lainnya yang tinggal di Kelurahan Karang Rejo, Fauziah yang sangat terbantu adanya jargas rumah tangga. Sebelumnya harus bersusah payah mencari sumber energi yang bisa digunakan untuk memasak. “Pernah dulu sempat tidak sempat mendapatkan LPG 3 kg, terpaksa kami mamasak menggunakan kayu, tapi sekarang kami tidak khawatir lagi karena sudah ada jargas rumah tangga yang dibangun PGN yang bisa kami gunakan untuk memasak,” ungkapnya.

PGN di Tarakan sudah membangun 29.061 sambungan. “Intinya kami sangat terbantu, tidak lagi harus keliling-keliling lagi nyari LPG 3 kg. Pemanfaatan gas alam sebagai sumber energi juga merupakan ciri-ciri kota maju,” ujarnya.

Sales Representative PGN Area Tarakan Bramantya Saputra mengatakan, kehadiran PGN di Tarakan selain menjalankan tugas sesuai dengan Kepmen ESDM Nomor 3337 K/12/MEM/2015, juga sebagai peran strategisnya sebagai subholding gas.

“Kami juga memiliki tujuan untuk mempercepat pengembangan infrastruktur dan memperluas manfaat gas bumi ke seluruh wilayah Indonesia,” tuturnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X