Sekadar Hobi, Berharap Karya Jadi Koleksi di Hari Tua

- Rabu, 27 November 2019 | 10:24 WIB

Eri Prabowo merupakan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Kaltara. Saat ini Eri mengabdi di UPT Taman Budaya Disdikbud Kaltara. Meski sebagai abdi negara, Eri tidak bisa meninggalkan hobi yang sudah lama digelutinya, yakni melukis.

 

RACHMAD RHOMADHANI

 

JIWA seni pria kelahiran Sukoharjo 9 Januari 1980 tampaknya tak akan pernah pudar. Itu dibuktikan, meski sibuk dengan pekerjaannya sebagai abdi negara dia masih menyempatkan diri untuk berkarya. Bahkan,  setiap bulan suami Abni Susanti bisa menghasilkan minimal satu lukisan dan kriya yang tak kalah bagusnya dengan karya seniman andal yang ada di Indonesia, khususnya Kaltara.

Meski begitu, dirinya tak ingin disebut sebagai seniman murni, karena melukis hanya sekadar hobi. Sehingga tak jarang di sela-sela pekerjaanya Eri juga menghasilkan karya seni.

 “Saya ini dapat dikatakan bukan seniman murni. Tapi, mengenai dunia seni memang itu akan selalu melekat pada diri saya,’’ ungkap ayah Grace P. Ersant dan Nicola P. Ersant

kepada Radar Kaltara.

Bahkan kata dia ide dan gagasan selalu tersirat dalam benaknya. Hal tersebut membuat dirinya tak berdaya menolak hati untuk terus berkarya dengan menuangkan ide dan gagasan yang didapatnya di atas lembaran kanvas yang sudah dipersiapkan. Menurutnya, karya yang dibuat dapat memuaskan jiwa seninya.

Ia pun berharap ratusan karya yang diciptakanya selama ini bisa menjadi koleksinya di hari tua, sebagai jejak perjalanan cintanya terhadap dunia seni lukis.

“Syukur-syukur kalau ada rezeki, ke depan bisa buat galeri sendiri,’’ kataya.

Karya Eri sendiri tak hanya dipamerkan di Bumi Benuanta, tapi juga pernah dipamerkan di Samarinda  dengan judul “Home”.

Home merupakan karya yang ide dan gagasannya penciptaanya dari perenungan tentang cerita dari Suku Dayak, suku asli penghuni Pulau Kalimantan. Yaitu bagaimana mereka mengelola hutan secara kearifan lokal,  keharmonisan tercipta dari setiap makhluk penghuni hutan,  manusia,  hewan dan tumbuhan,  penghormatan hutan akan ciptaan yang kuasa.

“Karya-karya lainnya pun ada. Dan tentunya punya ide gagasan yang berbeda. Yang berawal dari perenungan. Mulai dari karya yang berjudul "Pesta Kucing", "Pesta Babi", "Kenyang", " Love Not War", "Janji April" dan "Struktur Hutan" serta lainnya,’’ sebutnya.

Ditambahkan, mengenai durasi pengerjaan setiap karya bisa 3 – 7 hari. Tapi ada juga yang berbulan-bulan. Karena proses penciptaan karya terlebih dahulu harus menemukan mood dan ide. Jika itu belum muncul, maka karya akan dihentikan sementara waktu.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X