TP4D Akan Dalami Proyek Jalan Masuk Pabrik Kakao

- Selasa, 26 November 2019 | 13:16 WIB

NUNUKAN – Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejaksaan Negeri (Kejari) Nunukan melakukan pengecekan langsung proyek pembangunan jalan masuk pabrik kakao di Desa Sei Limau, Sebatik Tengah, yang dinilai pengerjaannnya tidak sesuai kontrak, Senin (15/11).

Padahal proyek yang dananya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Afirmasi tersebut bernilai Rp 1,4 miliar. Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan sebelumnya juga telah melakukan monitoring proyek tersebut. Pihak DPRD mendapati pengerjaannya jalan tersebut tidak maksimal, sebab batu koral yang sudah dilapisi aspal di jalan tersebut bisa digali dengan mudah menggunakan tangan.

Ketua TP4D Kejari Nunukan Bonar Wicaksono mengatakan, temuan DPRD tersebut membuat pihaknya harus melakukan pengecekan langsung ke lokasi. Di lokasi, Bonar mengakui pengerjaan tersebut tidak sempurna. Bahkan dirinya yang ikut menyaksikan penggalian aspal yang tergali dengan mudah, merasa ada yang tidak beres.  “Ya setelah ini kami akan rapatkan lagi, lakukan pendalaman lagi, karena jika kami hanya menduga saja adanya indikasi kerugian negara, itu tidak cukup, harus dibuktikan benar-benar dengan bukti,” ujar Bonar kepada sejumlah awak media.

Selanjutnya jika benar ada indikasi, pihaknya memberikan kesempatan kepada pihak kontraktor untuk mengembalikan kerugian negara. Namun, jika itu tidak bisa dilakukan, tidak menutup kemungkinan pihaknya mengambil langkah hukum atau tindak pidana. “Kalau benar ada kerugian negara, kami arahkan untuk kembalikan kerugian itu. Tapi kalau memang tidak bisa dilakukan, tentu langkah selanjutnya bisa aja mengarah ke tindak pidana,” tambah Bonar.

Sementara itu, Kuasa Usaha CV. Prakarsa Adi Perkasa selaku kontraktor proyek, Khairil Anwar mengatakan, pengerjaan proyek tersebutsudahlah sesui dengan kontrak yang berlaku. Pihaknya saat ini tinggal menunggu hasil evaluasi dari dinas terkait. “Ya, kami tinggal menunggu hasil dari dinas yang bersangkutan karena kan ada evaluasi dari dinas, itu kami tunggu hasilnya bagaimana. Kalau memang perlu perbaikan, kami siap lakukan pembenahan,” ujar Khairil.  

Sementara menyangkut proses pemadatan aspal yang kurang maksimal, dirinya mengaku sudah melakukan pemadatan menggunakan alat berat, dengan tiga kali penyiraman aspal. Sementara terkait mudahnya tergali aspal di jalan tersebut, Khairil jelaskan proyek tersebut adalah proyek lapen, dimana proyek lapen tersebut memang butuh sinar matahari untuk menyinari aspal supaya hasil bisa maksimal. Proses tersebut dijelaskannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

“Jadi sebelumnya pasca pekerjaan proyek selesai, jalan itu sudah kami tutup, karena tidak boleh dilalui kendaraan untuk sementara. Tapi jalan itu terbuka, saya juga heran kenapa dibuka jalan tersebut, padahalkan sudah kami tutup. Itu pengerjaan baru selesai satu pekan lalu,  belum lagi di daerah tersebut banyak pepohonan sawit melindungi sinar matahari ke aspal. Belum lagi cuaca kadang tidak bersahabat turun hujan terus. Jadi banyak juga kendalanya,” beber Khairil.

Kendati begitu, Khairil kembali menegaskan pihaknya siap melakukan pembenaran jika memang perlu dilakukan perbaikan, seraya menunggu hasil dari evaluasi dinas terkait. (raw/ash)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X