PROKAL.CO,
TANJUNG SELOR – Jika sebelumnya, nelayan kecil yang menggunakan mesin ketinting dengan bahan bakar minyak (BBM) setiap harinya harus menyediakan setidaknya 30–40 liter liter minyak jenis premiun untuk menunjang aktivitasnya selama di laut, maka dengan bahan bakar gas (BBG) diklaim lebih efisien dan hemat.
Pasalnya, jika dibandingkan antara BBG dengan BBM. Yakni, ibarat satu tabung liquid petroleum gas (LPG), itu setara dengan 25 liter BBM. Sehingga nelayan kecil selama di laut akan jauh lebih leluasa mencari ikan dan udang serta biota laut lainnya tanpa harus memikirkan bahan bakarnya lagi.
“Satu tabung LPG setara BBM 25 liter. Dan ini memang menjadi keunggulan dari program koversi BBM ke BBG ini,’’ ungkap Robby Daut selaku Dirjen Migas, Kementerian ESDM RI kepada Radar Kaltara saat ditemui usai menggelar sosialisasi teknis pendistribusian, verifikasi dan pengawasan program konversi BBM ke BBG di Ruang Rapat Dinas Perikanan Kabupaten Bulungan, kemarin (20/11).
Lanjutnya, mengenai kapan dilaksanakan tahap atau proses pendistribusian mesin konverter kit ini terhadap para nelayan kecil itu sendiri, Robby sapaan akrabnya menjelaskan bahwa akan dimulai pada hari ini pasca sosialisasi ini dilangsungkan.
“Lalu mengapa ada sosialisasi ini dari kami? Ya, ini tak lain agar para nelayan kecil dapat mengetahui tentang tata cara penggunaan mesin dengan BBG. Karena memang perlakukan antara mesin dengan BBM dan BBG berbeda,’’ katanya.
“Termasuk tujuan lainnya dalam sosialisasi itu agar nelayan mengetahui dari segi kebijakan dan alur pendistribusian. Sehingga di lapangan mereka tak lagi bertanya–tanya tentang tahapan itu sendiri,’’ sambungnya.