Penelitian tersebut dilakukan, atas keprihatinan semakin meningkatnya harga pupuk yang tidak diikuti peningkatan hasil panen. Sehingga melihat kondisi tersebut, dirinya terpanggil untuk membuat pupuk yang dapat meningkatkan hasil panen. “Karena kebanyakan para petani menggunakan pupuk yang sifatnya tidak sepenuhnya bisa diserap tanaman, sehingga hal itu membuat tanaman tidak dapat berbuat dan berkembang secara maksimal. Oleh karena itu saya mencoba mencari bakteri baru yang bakteri ini bisa digunakan oleh petani sebagai pupuk pengganti,” tuturnya.
Sekilas wisudawati kelahiran 1996 ini tidak terlihat berbeda dari mahasiswa lainnya. Namun, sebagai seorang yang memiliki impian besar wajib memiliki prinsip berbuat sebaik mungkin. “Sebenarnya tidak ada rahasia khusus saya dalam hal belajar. Tapi prinsip saya dalam belajar adalah saya tidak menuntut dari saya untuk menjadi yang terbaik dari orang lain. Namun saya selalu menekankan kalau saya harus menjalankan sesuatu dengan sebaik-baiknya,” ucapnya.
Selain itu, dalam kehidupan ia mengaku tidak memiliki kisah yang begitu menarik atau kisah sedih yang bisa membuat orang terharu. Menurutnya, kehidupan yang dimiliki hampir serupa dengan mahasiswa lainnya. “Untuk perjuangan khusus saat kuliah sepertinya tidak ada cerita yang menarik. Karena selama ini saya tidak jauh berbeda seperti mahasiswa lainnya. Saya kelahiran di Tarakan dan juga tinggal bersama orang tua. Saya pikir untuk cerita menariknya masih tidak ada apa-apanya dengan mahasiswa yang jauh dari orang tua,” ungkapnya.
Seperti kehidupan dan gaya belajar, ia juga mengaku memiliki target yang serupa seperti lulusan lainnya. Ialah mencari pekerjaan layak untuk melanjutkan hidup. Meski demikian, ia memiliki rencana lainnya jika tidak dapat mencapai target awal. “Untuk target ke depan sepertinya saya juga mengikuti lulusan pada umumnya adalah mengikuti seleksi CPNS. Kalau mungkin belum beruntung saya berusaha untuk melanjutkan jenjang S-2,” pungkasnya.
MEDIA WAJIB JADI PENANGKAL