“Jalan Rusak, Apa Harus Demo?”

- Selasa, 19 November 2019 | 13:36 WIB

TARAKAN – Warga Jalan Aki Balak, khususnya di sekitar SDN 029 Tarakan Barat sudah bingung harus mengadu ke mana. Jalan di kawasan itu tertutup dengan material pasir hingga mencapai ketebalan sekira 30 cm.

Sudah bertahun-tahun masalah itu belum juga menemui solusi. Material pasir masih saja menggunung. Kalau pun material itu disisihkan, itu atas inisiatif warga sekitar.

Pengguna jalan pun mengkhawatirkan kondisi ini. Kendaran yang melintas di kawasan ini harus berjalan pelan. Usai hujan mengguyur, salah satu jalan utama warga Tarakan ini becek bak kubangan. Jika mengering lebih parah, mengganggu pernapasan akibat material yang beterbangan.

Kondisinya diperparah, lubang jalan di kawasan ini terus menganga. Warga setempat Zulnaini (35) mengakui kondisi yang memprihatinkan itu sudah lama. Material pasir dan tanah menutupi badan jalan usai hujan mengguyur. Beberapa tahun lalu materialnya hingga nyaris setinggi lutut orang dewasa hanya dalam sekali hujan lebat. Sekarang, hujan dengan intensitas kecil saja, material sudah menumpuk.

“Makin parah, kayak apa pemerintah ini jalan semakin lama bukan tambah bagus, malah tambah hancur. Kita bisa lihat sendiri itu kendaraan yang lewat lompat-lompat karena jalanannya tidak rata,” keluhnya.

Selain itu, terlihat lubang pada jalan semakin bertambah bahkan lubang yang ada sejak lama semakin melebar. Pengendara semakin kesulitan saat melintasi jalan tersebut. Padahal, inilah jalan yang ramai digunakan masyarakat Tarakan Barat dan Tarakan Utara mengakses bagian kota lainnya.

“Tidak pernah ada perbaikan jalan dari pemerintah. Dulu ada yang perbaiki warga sendiri hasil kumpul uang sumbangan sukarela. Paling kalau tanahnya tebal, cuma dikeruk alat berat saja, kalau ada hujan tanahnya tebal lagi,” tukasnya.

Saher Muhayyan (39), sudah beberapa bulan ini bertindak sebagai koordinator penggalangan dana masyarakat. Dana itu digunakan memperbaiki jalan, menyingkirkan material yang menumpuk hingga menutup lubang di Jalan Aki Balak. Aksinya itu tak juga berhasil memantik simpati pemerintah.

Padahal, menurutnya penggalangan dana tersebut dilakukan untuk membuka mata pemerintah agar lebih peka mendengarkan keluhan masyarakat.

“Sampai saat ini tidak ada kegiatan lain selain pengerukan jalan dan bongkar jalan buat pasang pipa. Kalau perbaikan tidak ada. Tentunya kami cukup kecewa, yah ini tidak menjadi perhatian. Apa memang perlu masyarakat harus membuat penggalangan dana lagi supaya sekalian dikerjakan semua sama warga sendiri,” kesalnya.

Menurut Saher, pihaknya kerap kali menyampaikan aspirasi hingga kritikan kepada pemerintah. Meski demikian upaya tersebut tidak kunjung membuahkan hasil. Warga pernah mendatangi dinas terkait di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan untuk berkoordinasi secepatnya kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara agar jalan tersebut segera ditangani.

“Semua sudah pernah kami lakukan. Ke DPUTR, kirim surat, posting (unggah) di media sosial, kumpulkan sumbangan, lewat berita. Demo saja kami belum pernah, karena warga punya kesibukan kerja masing-masing. Kalau kami mahasiswa sudah lama kami berdemo,” ungkapnya.

 

PERSOALAN DRAINASE

Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Bidang  Perairan dan Pengendalian Banjir pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Tarakan Ajat Jatnika mengatakan, kondisi tersebut sebenarnya bersumber dari buruknya saluran pada hulu drainase. Hal tersebut dikarenakan, buruknya saluran hulu menyebabkan tidak lancarnya aliran air sehingga membuat tanah yang dibawa air masuk ke drainase meluap.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X