Lima Tahun Dijanjikan, Tak Kunjung Terealisasi

- Kamis, 14 November 2019 | 11:22 WIB

TANJUNG SELOR – Harapan masyarakat Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas Barat untuk bisa menikmati listrik secara penuh hingga kini tak kunjung terealisasi.

Camat Tanjung Palas Barat, Rahmad menyampaikan, jika 12 jam memang sudah terealisasi. Tetapi untuk menikmati listrik selama 24 jam sesuai apa yang dijanjikan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) hingga saat ini belum terealisasi. Sekarang ini masyarakat hanya bisa menikmati listrik mulai pukul 18.00 WITA hingga pukul 06.00 WITA saja.

“Jadi dalam satu hari itu hanya 12 jam saja, belum 24 jam,” ungkap Rahmad kepada Radar Kaltara belum lama ini.

Sebenarnya sejak lima tahun silam sudah dijanjikan listrik 24 jam. Tapi sampai saat ini belum juga terwujud. “Tahun lalu sebenarnya sudah ada kesepakatan menyala 24 jam, dan saya juga sudah diinstruksikan untuk membersihkan jaringan, dan hal itu sudah kami lakukan. Tapi justru yang terealisasi hanya di Desa Tanah Kuning dan Sekatak saja,” ujarnya.

Alasan dari PLN tidak bisa merealisasikan listrik selama 24 jam, karena belum ada serah terima operasional (STO) jaringan yang sudah dibangun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan tahun 2011 silam.

“Tapi menurut saya itu tidak masuk akal, karena jaringan itu diurus bersamaan dengan Desa Tanah Kuning dengan Sekatak, tidak mungkin pemda tidak mengeluarkan kalau PLN sanggup mengaliri,” sebutnya.

Menyoal kebutuhan daya, Rahmad mengatakan, sesuai rencana ada empat desa yang akan menyala 24 jam, dan untuk saat ini diesel yang digunakan ada tujuh unit, dari jumlah itu empat digunakan untuk di Desa Long Beluah dan tiga di Desa Mara Satu. “Tapi kalau berapa kapasitas saya tidak tahu secara pasti, yang pasti cukup besar,” sebutnya.

Sementara, Manajer PT PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tanjung Selor, Sandi mengatakan, pada dasarnya PLN siap saja mengaliri listrik ke jaringan yang sudah dibangun tersebut. “Tapi sejauh ini belum ada serah terima STO ke kami, jadi kami tidak bisa mengaliri listrik,” kata Sandi.

Jika STO itu sudah diserahkan, PLN tak serta merta bisa langsung mengaliri listrik ke jaringan, karena PLN harus terlebih dahulu mengecek kondisi jaringan apakah masih laik untuk digunakan atau tidak. “Jaringan itu kan jaringan lama, jadi kami harus pastikan dahulu jaringan itu laik atau tidak, kami juga akan lihat apakah di sekitar jaringan itu ada pohon atau tidak,” jelasnya.

Ia menegaskan PLN siap dan tidak ada masalah. Apalagi nanti PLN juga akan mendapatkan tambahan daya sebesar 7 megawatt (MW) dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Desa Gunung Seriang, Tanjung Selor.

Terpisah, Bupati Bulungan, H. Sudjati mengakui bahwa saat ini STO memang belum diserahkan, karena ada beberapa jaringan yang harus diperbaiki terlebih dahulu. “Jaringan untuk wilayah Tanjung Palas Barat itu ada yang sudah lepas dan ada juga sudah mau roboh,” sebutnya.

Untuk wilayah Desa Tanah Kuning, sampai saat ini juga belum bisa terealisasi secara menyeluruh, karena masih ada beberapa wilayah yang belum bisa terealisasi listrik. “Bertahap, yang pasti akan terus upayakan agar listrik bisa dirasakan seluruh masyarakat yang ada di wilayah kecamatan,” pungkasnya. (*/jai/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X