“Rasa takut itu ada, tapi mungkin pelan-pelan dengan beradaptasi dapat membuat rasa takut itu hilang,” katanya.
Dikatakannya juga, dirinya pun mengaku ada rasa penasaran. Utamanya pada informasi yang menyatakan BBG lebih hemat dari BBM. Oleh karenanya, dirinya tak sabar pemerintah dapat segera menyalurkan akan bantuan itu kepada para nelayan kecil di Bumi Tenguyun ini.
“Kalau memang itu benar. Ya, jelas itu sangat menguntungkan para nelayan kecil. Tapi, mudahan itu benar adanya seperti apa yang diceritakan nelayan kecil lainnya di beberapa daerah di Indonesia yang sebelumnya sudah mendapatkannya,” ungkapnya mengakhiri.
Sebelumnya Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) RI melakukan terobosan baru dalam mengganti BBM menjadi BBG. Itu berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 126 tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Untuk Kapal Perikanan Bagi Nelayan Kecil. Yakni dengan konverter kit BBM ke BBG (bahan bakar gas). Artinya, nelayan kecil tak lagi menggunakan bensin melainkan liquified petroleum gas (LPG).
Di Bulungan, sejak perpres itu ada. Diketahui, baru tahun ini dipastikan metode konverter kit itu akan berlaku. Ini setelah melalui proses pengajuan cukup lama. Tepatnya sejak dua tahun lalu diajukan oleh Dinas Perikanan Bulungan.
“Konverter kit BBM ke BBG itu memang baru tahun ini akan berlaku ke nelayan kecil di Bulungan. Ya, karena memang setiap tahunnya silih berganti daerah yang akan diberikan program tersebut,” ungkap Ir. Masri selaku Kepala Dinas Perikanan Bulungan.