Konversi ke Bahan Bakar Gas, Nelayan Minta Sosialisasi

- Selasa, 12 November 2019 | 13:28 WIB

TANJUNG SELOR - Nelayan kecil di sekitar wilayah Kabupaten Bulungan, dalam waktu dekat akan menggunakan bahan bakar gas (BBG). Sebelumnya, mereka menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.

Para (70),salah seorang nelayankecil asal Kecamatan Tanjung Palas Tengah saat ditemui penulis di sela-sela aktivitas kesehariannya, mengaku memang sudah cukup lama mengetahui wacana peralihan tersebut.

Bahkan, menurutnya mengenai peralihan itu dapat dikatakan jauh lebih baik. Mengingat, sejauh ini nelayan kecil dalam memperoleh BBM terbilang cukup sulit. Sehingga dengan munculnya wacana itu sejak beberapa tahun terakhir. Maka, tak ditampik sangat dinanti-nantikan bersama nelayan kecil lainnya.

“Soal peralihan BBM ke BBG itu bukan hal baru. Wacananya itu sudah lama. Syukurlah jika memang wacana itu bakal segera terealisasi,” kata pria perantauan asal Sulawesi ini.

Akan tetapi, tak ditampiknya, mengenai penggunaan bahan bakar yang terbilang sesuatu yang baru. Menurutnya pemerintah sejak dini memberikan metode pelatihannya dahulu. Tujuannya, agar nantinya tak sampai terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan oleh para nelayan kecil saat mencari hasil laut dan menafkahi keluarga.

“Perlakuan gas dan minyak ini beda. Ya, jadi perlu ada sosialisasi dahulu tentang bagaimana menggunakan mesin berbahan bakar gas dengan baik dan benar,” pintanya.

Di sisi lain, beralihnya menjadi bahan bakar gas memang itu bagi sebagian nelayan kecil sangat menakutkan. Termasuk, dirinya sekalipun yang sudah puluhan tahun menjadi seorang nelayan di kampung orang ini.

“Mengapa muncul rasa takut dari nelayan? Ya, karena bisa saja gas itu meledak saat digunakan dengan metode yang salah. Untuk itulah, perlu adanya pembelajaran terlebih dahulu,” ungkapnya.

Apalagi, nelayan kecil ini yang kerap kali merokok. Tentunya, secara tak langsung ini cukup berbahaya bagi mereka. Oleh karenanya, memang perlu ada penjelasan dari pemerintah mengenai apa saja hal yang dianjurkan dan dilarang dalam menggunakan mesin ketinting berbahan bakar gas nantinya.

“Sekali lagi, ini demi keselamatan para nelayan kecil nantinya. Jangan sampai program itu justru memberikan dampak negatif,” tuturnya.

Meski, dikatakannya juga, beralihnya ke gas ini memang dari tujuan awal pemerintah lainnya. Yakni berupaya agar pengeluaran biaya bahan bakar dari para nelayan kecil ini lebih hemat. Mengingat, perbandingan antara ke duanya memang terbilang cukup signifikan.

“Meski saya tak tahu persis. Tapi, setidaknya dari gas elpiji ini dapat digunakan normalnya tiga hari. Berbeda halnya bahan bakar minta, hanya satu hingga dua hari,” ucapnya.

“Tapi, ini dari informasi yang saya dapatkan dari nelayan kecil lain, karena saya pun tidak tahu nanti di lapangan seperti apa dan bagaimana,” timpalnya.

Tak hanya itu, ketakutan lainnya yang menurutnya menghantui nelayan kecil. Andaikan nanti dalam perjalanan mencari ikan dan lainnya dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Dan ternyata isi gas dalam tabung elpiji itu ludes. Maka, itu akan cukup sulit mencarinya selain di depo atau pengecer.

“Kenapa hal seperti ini pun sampai terlintas dipikiran? Ya, karena mungkin bagi sebagain nelayan kecil tak mengetahui tentang kapan waktu gas itu habis. Tapi, mudah-mudahanlah itu tak sampai terjadi,” harapnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X