SOA Penumpang Dievaluasi, Terutama Soal Jalur dan Kebutuhan

- Senin, 11 November 2019 | 11:23 WIB

TANJUNG SELOR – Subsidi Ongkos Angkut (SOA) penumpang di Kalimantan Utara (Kaltara) yang sudah berjalan beberapa tahun terakhir ini, baik pembiayaan bersumber dari pemerintah pusat maupun daerah masih terus dievaluasi.

Salah satunya mengenai kebutuhan masyarakat dan ketepatan jalur-jalurnya di wilayah perbatasan dan pedalaman provinsi termuda Indonesia ini. Sebab, meski pemerintah sudah berupaya maksimal, tapi program ini masih kerap menuai keluhan dari masyarakat.

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Perhubungan Udara dan Perkeretaapian Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara, Andi Nasuha membenarkan bahwa masih adanya keluhan dari masyarakat berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh pihaknya.

Persoalan rute penerbangan, misalnya. Ada penumpang dari Pujungan yang ingin ke Malinau, tapi mengikuti penerbangan yang ke Tanjung Selor. Sehingga yang bersangkutan harus mengeluarkan biaya tambahan lagi untuk bisa sampai ke Malinau.

“Sebenarnya, rute Pujungan - Tanjung Selor itu sebelumnya merupakan usulan. Tapi, ini akan kita kaji lagi jika memang ada keluhan seperti itu,” ujar Andi Nasuha kepada Radar Kaltara.

Sebab, jika langsung dihilangkan begitu saja rute yang sebelumnya sudah ada, seperti Pujungan - Tanjung Selor. Sehingga banyak penumpang tujuan Pujungan ke Tanjung Selor yang bergantung dengan angkutan itu komplain.

Anggaran yang ada untuk pelaksanaan program SOA penumpang ini akan tetap disalurkan sesuai dengan kebutuhan dan usulan. Tapi, tetap melihat kemampuan keuangan daerah dan suntikan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). “Karena selain dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), SOA ini juga didukung APBN,” sebutnya.

Andi Nasuha juga mengakui, hingga saat ini masih ada beberapa wilayah di perbatasan dan pedalaman provinsi ke-34 ini yang belum terakomodir maksimal. Karena kebutuhannya cukup tinggi sementara anggaran untuk itu masih terbatas.

“Seperti yang tujuan Long Ampung itu sangat padat, sementara penerbangan ke situ masih kurang. Tapi kita tetap upayakan kebutuhan masyarakat di situ tetap bisa terakomodir dengan baik,” tuturnya.

Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa yang menggunakan SOA penumpang ini bukan hanya penduduk setempat. Melainkan, warga dari luar seperti Tanjung Selor yang ingin berurusan ke daerah perbatasan dan pedalaman tersebut juga menggunakannya.

Menyikapi hal itu, ia mengatakan, ke depan pihaknya akan melakukan pengkajian ulang penumpang mana saja yang menjadi prioritas untuk diakomodir melalui SOA penumpang ini, khususnya untuk yang di tahun 2020 mendatang.

Ia menyebutkan, sementara ini pihaknya masih mengupayakan dukungan APBN secara maksimal. Sebab, masih ada beberapa daerah yang belum terakomodir, di antaranya Long Layu, Nunukan dan Long Pala, Malinau.

“Waktu rakor beberapa waktu lalu, sempat ada yang minta agar SOA ini diakomodir oleh APBN saja. Tapi, pertanyaannya apakan APBN mampu ? ini yang kita pikirkan, karena jika tidak terakomodir, pasti kita (daerah) yang dikomplain,” tuturnya.

Untuk SOA penumpang tahun 2020, pihaknya sudah memasukkan usulan di APBD Kaltara 2020 dengan nominal usulan sama dengan tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 12 miliar. Untuk berapa yang diakomodir nanti, itu akan dilihat nanti. (iwk/eza)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X