Dirinya tetap berpegang pada Z untuk menjadi pasangannya. Membuktikan kesungguhannya dengan Z, Jusuf mengusulkan nama Z ke DPW PKS, dan telah mendapat jawaban. Politisi Nasdem tersebut menyatakan bahwa dirinya menginginkan Z menjadi wakil, sebab dirinya membutuhkan pasangan yang lebih muda, enerjik, kreatif dan dinamis. Sebab menjadi wakil menurutnya bukan hanya sebagai ajang pamer, namun kerja merupakan kunci utama. “Kalau sama-sama tua, nanti diketawain orang,” ujarnya.
Di hari yang sama, Sekretaris DPW Nasdem Kaltara Supa’ad Hadianto, S.E, mengungkapkan jika penjaringan yang dilakukan Nasdem di tingkat provinsi maupun kabupaten berdasarkan petunjuk pelaksanaan yang disepakati di tingkat DPP. “Apa pun mengenai penjaringan, berdasarkan aturan yang disepakati. Kami juga menggarisbawahi, jika Partai Nasdem tak memungut biaya apa pun dalam pendaftaran atau penjaringan yang dilakukan di daerah,” ujarnya.
Sementara, bakalcalon gubernur (bacagub)H. Udin Hianggio telah mengikuti penjaringan di beberapa partai politik (parpol) seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Demokrat, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Wakil Gubernur Kaltara itu ternyata masih terus menjajaki siapa yang akan mendampinginya maju dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Kaltara 2020. Selain dia, adapula dr. H. Jusuf SK, yang juga mantan wali kota Tarakan. Kamis (7/11), Jusuf SK mengembalikan formulir ke DPW PKS sekaligus mengusulkan nama yang akan menjadi pendampingnya.
H. Udin kepada Radar Tarakan mengaku, urusan pasangan akan bergantung pada hasil survei dan keputusan parpol. Sehingga dirinya belum menyebutkan siapa yang akan menjadi pasangannya.
“Belum (ada pasangan). Tapi sudah ada beberapa, inisial seperti I, Y dan U. Ini nanti akan masuk dalam survei di partai-partai yang mendukung,” ungkap politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini, kemarin (8/11).