Jusuf SK: Dukungan Nasdem Belum Tentu

- Sabtu, 9 November 2019 | 09:56 WIB

MESKI tercatat sebagai kader Partai Nasional Demokrat (Nasdem), dr. H. Jusuf SK mengungkap jika rekomendasi atau dukungan partai yang dipimpin Surya Paloh itu belum tentu jatuh pada dirinya. Rekomendasi atau dukungan untuk kepentingan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Kaltara 2020 itu merupakan keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Nasdem.

Ketika diwawancara Kamis (7/11), Jusuf SK blak-blakan menyangkut dukungan Nasdem dalam Pilgub Kaltara 2020.

“(Rekomendasi) Nasdem belum tentu (Jusuf SK). Kalau menginginkan Nasdem ya pasti, kalau Tuhan mengabulkan. Tapi saya kembalikan lagi kepada Yang Maha Kuasa. Kalau untuk gubernur dan wali kota yang menentukan DPP, kami hanya berusaha,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nasdem Kaltara ini jelang mengikuti Kongres Partai Nasdem di Jakarta, Kamis (7/11).

Ia juga tak memasang target kursi dukungan parpol. Menurutnya target dukungan minimal 7 kursi dari parpol yang mengisi keanggotaan DPRD Kaltara saat ini.

Ketika ditanya mengenai konsistensi Nasdem terhadap kader, Jusuf hanya menjawab singkat. “Siap,” kata mantan wali kota Tarakan ini.

Kamis (7/11), Jusuf SK mengembalikan formulir penjaringan ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia juga menyerahkan nama calon pendampingnya, berinizial Z. “Saya sudah punya pasangan berinisial Z. Fixed (jadi), tapi kalau Tuhan menghendaki lain, ya kita tidak tahu,” ungkap Jusuf SK kepada Radar Tarakan.

Dirinya tetap berpegang pada Z untuk menjadi pasangannya. Membuktikan kesungguhannya dengan Z, Jusuf mengusulkan nama Z ke DPW PKS, dan telah mendapat jawaban. Politisi Nasdem tersebut menyatakan bahwa dirinya menginginkan Z menjadi wakil, sebab dirinya membutuhkan pasangan yang lebih muda, enerjik, kreatif dan dinamis. Sebab menjadi wakil menurutnya bukan hanya sebagai ajang pamer, namun kerja merupakan kunci utama. “Kalau sama-sama tua, nanti diketawain orang,” ujarnya.

Di hari yang sama, Sekretaris DPW Nasdem Kaltara Supa’ad Hadianto, S.E, mengungkapkan jika penjaringan yang dilakukan Nasdem di tingkat provinsi maupun kabupaten berdasarkan petunjuk pelaksanaan yang disepakati di tingkat DPP. “Apa pun mengenai penjaringan, berdasarkan aturan yang disepakati. Kami juga menggarisbawahi, jika Partai Nasdem tak memungut biaya apa pun dalam pendaftaran atau penjaringan yang dilakukan di daerah,” ujarnya.

Sementara, bakalcalon gubernur (bacagub)H. Udin Hianggio telah mengikuti penjaringan di beberapa partai politik (parpol) seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Demokrat, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Wakil Gubernur Kaltara itu ternyata masih terus menjajaki siapa yang akan mendampinginya maju dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Kaltara 2020. Selain dia, adapula dr. H. Jusuf SK, yang juga mantan wali kota Tarakan. Kamis (7/11), Jusuf SK mengembalikan formulir ke DPW PKS sekaligus mengusulkan nama yang akan menjadi pendampingnya.

H. Udin kepada Radar Tarakan mengaku, urusan pasangan akan bergantung pada hasil survei dan keputusan parpol. Sehingga dirinya belum menyebutkan siapa yang akan menjadi pasangannya.

“Belum (ada pasangan). Tapi sudah ada beberapa, inisial seperti I, Y dan U. Ini nanti akan masuk dalam survei di partai-partai yang mendukung,” ungkap politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini, kemarin (8/11).

Saat disebutkan Ingkong Ala, Dr. Yansen TP dan Dr. H. Undunsyah, Udin buru-buru mengklarifikasi. “Itu kan pejabat. Ini di luar pejabat yang ada di Kaltara. Usia bukan segalanya, tapi mana yang terbaik dari hasil survei. Saya rasa dari 3 nama itu pasti ada yang masuk, saya yakin itu,” ucap mantan ketua DPRD Tarakan ini.

Menanggapi 3 nama yang telah mendaftar ke PKS, Sekretaris DPW PKS Kaltara Syamsuddin Arfah mengatakan sebelumnya telah dilaksanakan pemilihan raya, yakni sebuah pemilihan internal di PKS dengan tujuan mengetahui keinginan kader PKS. “Tapi kenapa kami buka pendaftaran? Kami buka penjaringan ini karena siapa tahu kader yang diinginkan PKS tidak mendaftar. Tapi terbukti sampai saat ini baru 3 yang mendaftar, dan 3 orang ini memang masuk di catatan PKS. Kami tidak ingin bertepuk sebelah tangan, kader PKS maunya A tapi si A mau enggak ikut penjaringan PKS?” beber mantan anggota DPRD Tarakan 2014-2019 ini.

Tiga nama yang mendaftar ke PKS, yakni Dr. H. Irianto Lambrie, dr. H. Jusuf SK dan H. Udin Hianggio. Dalam pemilihan internal PKS, adapula 3 lain, yakni Kombes Pol Zainal Arifin Paliwang, Dr. H. Undunsyah dan H. Abdul Hafid Ahmad. “Tidak etis jika saya menyebutkan satu nama saja. Setelah ini kami akan berkomunikasi, sambil melihat survei, elektabilitas, tokoh yang mendukung, partai positif yang bersama kami dan sebagainya,” katanya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB

Abrasi Masih Mengancam Warga Sebatik

Senin, 25 Maret 2024 | 16:25 WIB
X