November Hingga Januari, Waspada Banjir, 4 Daerah Ini Paling Rawan

- Jumat, 8 November 2019 | 11:15 WIB

TANJUNG SELOR – Jika sesuai prediksi, Kalimantan Utara (Kaltara) akan memasuki musim penghujan mulai November 2019 hingga Januari 2020. Di masa itu, warga diminta untuk tetap waspada terhadap terjadinya bencana banjir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara, Mohammad Pandi mengatakan, perlu adanya kewaspadaan, karena jika terjadi intensitas hujan yang tinggi, maka tentu akan ada potensi terjadinya banjir di beberapa wilayah di Kaltara ini.

“Waspada yang kita harapkan di sini, jangan sampai ada timbul korban saat terjadi bencana, seperti banjir,” ujar Pandi kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor.

Dijelaskannya, jika sesuai dengan pemetaan yang dilakukan. Selain di Tanjung Selor Ibu Kota Kaltara yang biasa terjadi banjir saat musim hujan, di wilayah Kabupaten Nunukan juga demikian. Bahkan di wilayah perkotaan Nunukan yang dulunya tidak pernah banjir, sekarang sudah terjadi banjir. “Meskipun banjirnya hanya karena hujan,” sebutnya.

Termasuk juga di beberapa wilayah kecamatan lainnya di perbatasan dan pedalaman provinsi termuda Indonesia ini, di antaranya seperti di daerah Sembakung, Lumbis, dan Mansalong.

Memang, sejauh ini memang belum ada terlihat curah hujan yang terlalu tinggi. Artinya, kondisi cuaca masih terbilang normal. Hanya saja, kewaspadaan harus tetap ada di masyarakat untuk mengantisipasi sewaktu-waktu hal itu terjadi.

Adapun untuk kesiapan sebagai upaya antisipasi jika terjadi banjir, sejauh ini pihaknya dari BPBD Kaltara sudah tidak ada masalah, karena peralatan yang dimiliki sudah cukup memadai. Bahkan sudah ada juga dibentuk desa tangguh bencana yang di dalamnya terdiri dari para relawan bencana.

“Di sini kita juga mengimbau kepada BPBD kabupaten/kota agar terus melakukan sosialisasi mengenai bahayan bencana, terutama bencana banjir dan tanah longsonr kepada masyarakat,” serunya.

Tapi, perlu juga diketahui bahwa BPBD Kaltara di sini sifatnya hanya mem-backup. Artinya bukan yang bertindak sebagai yang utama. Kalrena jika sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang utama di sini adalah kabupaten/kota.

Pastinya, jika terjadi bencana banjir, beberapa hal yang dilakukan oleh pihaknya di antaranya fokus melakukan patroli untuk memastikan tidak ada persoalan yang tidak tertangani, serta menyaipkan titik efakuasi.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulungan membutuhkan pos pembantu di sejumlah wilayah Bulungan untuk meng-cover 10 kecamatan. Diprediksi bencana yang terjadi tidak hanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tetapi banjir yang menjadi langganan sejumlah daerah.

Kepala BPBD Bulungan, Ali Patokah mejelaskan, daerah yang dianggap rawan bencana yakni Kecamatan Sekatak, Bunyu, Peso dan Tanjung Palas Timur. Empat wilayah ini dinilai sangat rawan terjadinya bencana alam. “Yang harus diantisipasi tidak hanya karhutla tetapi banjir. Dan ada empat daerah rawan bencana. Sehingga dibutuhkan pos untuk mengantisipasi bencana,” ucap Ali Patokah kepada Radar Kaltara.

Dijelaskan, adanya pos pembantu yang nantinya diisi dengan personel 8-15 orang dapat bekerja dengan sigap. Sehingga dapat meminimalisir hal yang tidak diinginkan seperti adanya korban jiwa dan kerugian materil

Ia mencontohkan, kejadi kebakaran lahan yang sulit dijangkau dan minimnya personel membuat penanganan di lapangan tidak maksimal. Jika memiliki pos yang diisi personel dan peralatan standar, tentunya kejadian dapat diantisipasi.

“Seperti di wilayah Sekatak untuk sampai ke sana butuh waktu tiga jam. Saya miris ketika sampai api sudah menghabiskan semuanya. Makanya, kalau ada pos dapat membantu. Selain personel ada juga relawan yang sudah terlatih ditempatkan dan ditopang dengan sarana dan prasarana,” bebernya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X