Mizyan Didiagnosis Dermatitis Seboroik

- Kamis, 7 November 2019 | 13:19 WIB

NUNUKAN - Mizyan Haziq Abdillah, bayi 6 bulan yang menderita kulit mengelupas mulai membaik setelah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan. Mizyan didiagnosis menderita Dermatitis seboroik, atau suatu kondisi kulit yang menyebabkan bercak bersisik dan kulit merah, terutama pada bagian kepala.

Itu diungkapkan Direktur RSUD Nunukan dr. Dulman kepada media ini. Mizyan didiagnosis Dermatitis seboroik atas hasil pemeriksaan patologi anatomi dari jaringan yang diambil di laboratorium.

“Ya, jadi bayi ini awalnya terinfeksi Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) atau penyakit pada kulit akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang menyebabkan kulit menjadi kemerahan, melepuh, dan seperti terbakar. Diduga ada keterlambatan penanganan sampai akhirnya terkena Dermatitis seboroik,” ungkap dr. Dulman.

Kendati begitu, atas perawatan intensif yang dilakukan di RSUD Nunukan, kemungkinan kesembuhan itu ada. Saat ini, penanganan medis yang dilakukan RSUD Nunukan, yakni dari pemberian salep dan losion, agar kerak di badannya bisa terlepas, serta pemberian antibiotik agar tidak terjadi infeksi kemudian pemberian nutrisi yang seimbang serta cairan yang seimbang.

“Pasien juga kami konsultasi ke kebagian mata dan THT. Di cek juga matanya jangan sampai terjadi keratitis, sementara untuk THT, menjaga agar jangan ada luka di liang telinga si bayi,” tambah dr. Dulman.

Dengan begitu, dr. Dulman optimistis kemungkinan sembuhan itu ada. Mizyan saat ini sedang ditangani sejumlah dokter selain dirinya sendiri. Ada empat orang dokter lainnya, yakni dr. Erlina dan 3 dokter lainnya dr. Sholeh, dr. Irnawati dan dr. Wenning. “Jadi tidak perlu dirujuk ke luar daerah, dokter kami iinsyaallah bisa menanganinya,” beber dr. Dulman.

Sementara itu, Dokter Spesialis Anak, dr. Franky Sientoro, Sp. A mengatakan, kasus yang dialami Mizyan Haziq Abdillah termasuk penyakit langka. Namun selama 22 tahun berprofesi sebagai dokter, sudah beberapa kali ia menemukan kasus yang sama.

Berkaca dari pengalamannya, dari kasus yang dialami Mizyan Haziq Abdillah ada beberapa diagnosis yang dapat ditegakkan. Seperti vitiligo, Stevens-Johnson syndrome (SJS), epidermolisis bulosa (EB) dan pemphigus vulgaris.

“Bisa banyak diagnosis. Untuk menegakkan diagnosisnya, dilakukan tindakan biopsi kulit. Kalau kita lihat, itu (lukanya, Red) terkena mukosa mulut dan mukosa matanya juga. Termasuk penyakit langka, biasanya menyerang anak yang baru lahir,” terang pria yang juga merupakan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Utara (Kaltara) ini, Rabu (6/10).

Untuk diketahui, penyakit Stevens-Johnson syndrome (SJS) ini mengancam kondisi kulit yang dapat mengakibatkan kematian sel-sel kulit. Sehingga epidermis (lapisan luar kulit) mengelupas atau memisahkan diri dari dermis (jaringan kulit di bawah epidermis).

Sedangkan epidermolisis bulosa merupakan penyakit keturunan yang menyebabkan kulit menjadi rapuh dan mudah melepuh. Kemudian pemphigus vulgaris merupakan penyakit autoimun langka yang menyebabkan timbulnya luka lepuh yang nyeri pada kulit dan selaput lendir.

Dilanjutkannya, kasus ini bisa dikarenakan beberapa faktor, termasuk alergi. Apalagi bayi Mizyan Haziq Abdillah ini awalnya normal. Biasanya dilakukan penanganan awal atau sementara seperti pemberian stelatopia ataupun antibiotik berdasarkan anjuran dokter yang memeriksa.

“Harus diperiksa dulu, kalau hanya kulitnya saja berarti bisa diatasi. Untuk mandi bisa pakai stelatopia cleansing cream, kemudian ada juga salepnya. Itu untuk penanganan sementara, kalau takut infeksi bisa dikasih antibiotik. Tapi kalau untuk penanganan lebih detail, biasanya dari dokter kulit,” jelasnya.

 

Sementara itu, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menjamin biaya pelayanan kesehatan untuk bayi Mizyan. Bahkan, jika Mizyan harus dirujuk ke luar daerah, yakni ke Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Bulungan Masih Defisit 10 Ton Beras

Sabtu, 11 Mei 2024 | 10:15 WIB

Kabupaten Bulungan Masih Defisit 10 Ton Beras

Jumat, 10 Mei 2024 | 12:25 WIB

Debit Air Sungai Lumbis di Nunukan Sempat Naik

Jumat, 10 Mei 2024 | 09:41 WIB

Pembangunan Tiga PLBN di Kaltara Klir

Senin, 6 Mei 2024 | 17:40 WIB

BPPW Target 6.691 SR Air Bersih di Kaltara

Sabtu, 4 Mei 2024 | 18:15 WIB

Ada Empat Tantangan Pendidikan di Kaltara

Sabtu, 4 Mei 2024 | 15:30 WIB
X