Wisatawan Dijemput di Bandara, 80 Persen dari Indonesia

- Rabu, 6 November 2019 | 11:55 WIB

Malaysia punya trik cemerlang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, terutama wisatawan mancanegara (wisman). Yakni, melalui layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas dunia. Rumusnya, RM 1 untuk kesehatan, RM 4 untuk pariwisata.

 

FEBBY ANGGIETA PRATIWI-SUPARMAN

 

WISATA medis atau destinasi perjalanan kesehatan, diartikan sebagai perjalanan perawatan kesehatan seseorang ke luar negeri. Bagi masyarakat Indonesia, istilah tersebut tak lagi asing. Tujuan terbanyak yakni ke negara tetangganya, Malaysia. Biaya yang terjangkau, kualitas yang lebih baik, termasuk kemudahan bahasa, disebut-sebut menjadi alasan utamanya.

Namun di balik itu, ada sebuah lembaga yang berperan aktif untuk menarik wisman melakukan wisata medis ke Malaysia. Adalah Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) atau disingkat Malaysia Healthcare yang didirikan sejak 2005.

MHTC yang semulanya berada di bawah naungan Kementerian Kesehatan, kini berada di bawah Kementerian Keuangan Malaysia atas inisiatif dari Kementerian Kesehatan. Pasalnya, organisasi non-profit ini dibentuk sebagai pusat informasi dan fasilitator dalam mempromosikan industri wisata kesehatan Malaysia terutama kepada negara luar, agar menarik wisman yang berujung pada pendapatan Negeri Jiran itu.

CEO MHTC Sherene Azli mengatakan, pihaknya berkewajiban untuk memfasilitasi warga negara lokal maupun asing yang ingin berobat ke Malaysia. “Kami menyebutnya dengan end-to-end service, tanpa hambatan. Yakni melayani pasien dengan sebaik mungkin, dari mulai tiba sampai akhir pasien kembali ke rumah,” ujar Sherene, dalam media briefing yang digelar di Kuala Lumpur, beberapa waktu lalu.

Ia menyebutkan, melalui MHTC, Malaysia berhasil menarik lebih dari 1,2 juta wisatawan kesehatan untuk berobat di 2018, yang terus bertumbuh hingga saat ini. Industri perjalanan kesehatan Malaysia tercatat tumbuh setiap tahunnya dengan Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (CAGR) sebanyak 17 persen, yang total pendapatan rumah sakit mencapai RM 1,5 milliar di 2018.

Fakta menariknya, 80 persen atau sekitar 900 ribu dari 1,2 juta wisatawan kesehatan itu adalah warga negara Indonesia (WNI). Sherene mengaku, Indonesia memang menjadi pasar utama Malaysia Healthcare karena setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan kunjungan WNI untuk wisata medis. “Tertinggi dari Jakarta, Surabaya, dan Medan dengan tujuan paling banyak ke Malaka, Kuala Lumpur, Penang, Selangor, dan Sarawak. Sementara Batam termasuk ramai dengan tujuan Johor Bahru,” terangnya.

Bekerja di bawah pengawasan ketat pemerintahan Malaysia, MHTC telah menyatukan para pemain industri dan penyedia layanan ke dalam sebuah strategi pengembangan yang berfokus untuk meningkatkan profil pariwisata kesehatan Malaysia di kancah dunia. Model kemitraan publik dan swasta atau PPP (public-private partnerships) dipandang sukses dalam menggairahkan sektor pariwisata kesehatan tersebut di Malaysia.

“Kami tidak dibayar oleh pasien melainkan pemerintah yang mengawasi dengan ketat. Keluhan pasien tetap menjadi pantauan, dan penilaian untuk MHTC maupun rumah sakit swasta yang menjadi member kami. Sehingga melalui MHTC dijamin pasien terlayani dengan baik mulai dari konsultasi sebelum keberangkatan, penjemputan, pengantaran ke tujuan hingga kembali pulang (end-to-end service),” ucap Sherene.

Malaysia Healthcare Lounge yang bertempat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA), KLIA2, dan Penang International Airport menyediakan layanan penjemputan di aerobridge, jalur cepat melewati Imigrasi dan Bea Cukai dan bantuan pengambilan bagasi. Layanan penerjemahan juga disediakan sesuai permintaan untuk memudahkan komunikasi bagi pasien yang membutuhkan layanan.

Selain itu, sistem perawatan kesehatan Malaysia diatur oleh Kementerian Kesehatan Malaysia melalui Private Healthcare and Facilities Service Act (1998) yang mengedepankan keselamatan pasien serta biaya perawatan terjangkau. Tak hanya itu, para wisatawan kesehatan juga dapat menikmati beragam layanan kesehatan menarik sambil dikelilingi pemandangan alam khas Malaysia yang menakjubkan.

Mengandalkan kepercayaan tersebut, dari 200an rumah sakit swasta se Malaysia, hanya ada 73 member MHTC. Sebanyak 21 di antaranya merupakan elite members. “Members MHTC adalah yang memiliki akreditasi tinggi sehingga terjamin dari segi kualitas dan pelayanannya,” papar CEO MHTC itu.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X