Populasi Banteng Borneo di TNKM Meningkat

- Rabu, 6 November 2019 | 09:47 WIB

TARAKAN - Dari pengamatan yang dilakukan Tim Monitoring SPTN II Long Alango pada bulan Oktober, terjadi peningkatan populasi banteng Borneo (Bos javanicus-javanicus atau Bos javanicus lowi) yang hidup bebas di Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), Kabupaten Malinau.

Kepala Balai TNKM Johnny Lagawurin mengatakan, bila tahun sebelumnya pengamatan yang dilakukan Tim Monitoring SPTN II Long Alango terlihat ada 13 ekor banteng Borneo yang muncul di padang rumput yang ada di Long Tua, tahun ini ditemukan ada 15 ekor.

“Lokasi kemunculannya memang merupakan habitat dari banteng Borneo di TNKM, di mana grazing (lokasi merumput) yang memiliki 188,1 hektere tersebut sebagai sumber makanan banteng Borneo,” tuturnya.

Dari pengamatan terbagi menjadi 7 blok yakni blok A sampai dengan blok G ditemukan 15 ekor, di 3 blok yakni blok G terdapat 2 ekor jantan dewasa dan 4 ekor betina dewasa, blok F terdapat 1 ekor betina dewasa dan blok D terdapat 2 ekor jantan dewasa dan 6 ekor betina dewasa.

“Keseluruhan banteng Borneo ini terdokumentasi cukup detail melalui metode pengamatan langsung maupun camera trap (kamera jebakan),” ungkapnya. Dirinya mengungkapkan banteng Borneo merupakan salah satu satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. “Berdasarkan data status konservasi International Union for Conservation of Nature Red List (IUCN-Red List), banteng Borneo dikategorikan sebagai satwa yang terancam punah,” tuturnya.

Sebagai upaya meningkatkan populasi banteng Borneo, TNKM bersama masyarakat setempat melakukan pengelolaan habitat, terutama pakan yang layak untuk dimakan. “Dengan adanya dukungan pengelolaan habitat dan pakan, kami harapkan adanya peningkatan populasi,” ujarnya.

 

BEDA SUB SPESIES DENGAN DI JAWA

Dikutip dari laman yang diterbitkan Januari lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), banteng merupakan salah satu hewan asli Asia Tenggara, dan salah satu mamalia besar Indonesia yang memiliki status dilindungi. Bahkan oleh IUCN Redlist mengkategorikan banteng sebagai satwa yang terancam punah atau endagered.

Terdapat 2 sub spesies banteng yang ada di Indonesia, yakni Bos javanicus javanicus dengan sebaran di Pulau Jawa dan Bos javanicus lowi yang sebarannya ada di Kalimantan, tepatnya di Taman Nasional Kutai, Taman Nasional Kayan Mentarang serta di Blantikan, Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah.

Titik sebaran banteng di Taman Nasional Kayan Mentarang berada di padang penggembalaan Long Tua SPTN II Long Alango. Di kawasan tersebut banteng menjadi objek konservasi dengan target peningkatan populasi sebesar 2 persen setiap tahunnya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, Apakah benar banteng di padang Long Tua murni banteng Borneo (Bos javanicus lowi) atau jenis banteng baru?

Berikut ulasan hasil analisis genetik banteng di padang rumput Long Tua.

Pada Tahun 1979, Padang Long Tua masih menjadi pemukiman masyarakat Dayak, dan banteng dinyatakan hidup secara bersama dengan sapi peliharaan pada masa itu. Bahkan tumpang tindih habitat masih terlihat hingga tahun 1990-an, di mana Taman Nasional Kayan Mentarang kala itu masih berstatus cagar alam.

Tidak hanya di Long Tua, fenomena tumpang tindih habitat antara banteng dan sapi juga terjadi di wilayah lain. Seperti yang terjadi di Kamboja, antara banteng (Bos javanicus) dengan zebu (Bos taurus) yang telah menurunkan jenis hybrid yang di kenal sebagai kouprey (Bos sauveli).

Melihat pengalaman tersebut, terdapat kekhawatiran terjadinya introgressi sapi peliharaan yang dialami oleh banteng di Long Tua. Oleh karena itu Balai Taman Nasional Kayan Mentarang melakukan analisis genetik terhadap banteng yang ada di padang penggembalaan Long Tua, yang bekerja sama dengan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH) Yogyakarta.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X