Ringankan Beban Keluarga Nikahan, Tradisi Alai Intulud Digelar

- Senin, 4 November 2019 | 18:37 WIB

MALINAU - Rangkaian demi rangkaian acara Imbaya Ulun Tidung Tahun 2019 terus digelar, termasuk prosesi alai intulud. Yaitu salah satu cara masyarakat Suku Tidung membantu keluraga yang akan melaksanakan hajatan pernikahan. Prosesi tersebut digelar sebelum mengantar uang jujuran kepada pihak mempelai perempuan.

“Kita juga melaksanakan kegiatan yang sifatnya adat yang memang kita kembangkan sejak dari dahulu hingga sekarang. Salah satunya adalah kita melaksanakan kegiatan ala intulun. Alai intulud ini tentunya dimulai dari kegiatan memperlihatkan jujuran,” ujar Ketua Umum Lembaga Adat Besar Tidung (LABT) Kabupaten Malinau Drs. H. Edy Marwan, M.Si saat ditemui di lokasi acara Imbaya Ulun Tidung tahun 2019, Minggu (3/11).

Memperlihatkan jujuran yang dimaksud, kata H. Edy Marwan, yaitu memperlihatkan jumlah dana atau keuangan yang dimiliki oleh mempelai pria untuk biaya pernikahan atau uang jujuran.  Prosesi alai intulud yang digelar di Imbaya Ulun Tidung tahun ini memang prosesi nyata. Karena ada salah soerang warga Tidung yang sedang dan akan melaksanakan hajatan pernikahan.

“Pada saat itu, kita memperlihatkan dana atau keuangan itu Rp 55.010.000,- yang dimiliki oleh mempelai pria. Nah angka Rp 10 ribu dari angka Rp. 55.010.000,- inilah yang kita klopkan, bagaimana angka Rp 10 ribu ini bisa berkembang dan menjadi sesuatu yang bisa untuk membantu meringankan beban dari keluarga yang akan melaksanakan hajatan, yaitu pengantaran jujuran,” ungkapnya.

Prosesi alai intulud yang digelar di Baloy Adat Tidung Desa Wisata Serindit Malinau Seberang, Kecamatan Malinau Utara, Sabtu (2/11) tersebut, sebut Ketua Umum LABT, memunculkan kebersamaan dan didukung oleh masyarakat Tidung Kabupaten Malinau, baik itu yang ada di Malinau Seberang, Malinau Kota, Tanjung Belimbing dan sekitarnya serta juga dari keluarga besar Tidung dari Malaysia yang turut menghadiri Imbaya Ulun Tidung.

“Alhamdulillah iuran kami dari alai intulud itu mencapai angka Rp 24.979.000,- jadi hampir mencapai angka Rp 25 juta. Nah ini adalah bentuk dari kebersamaan, bentuk dari imbaya (kebersamaan) yang kami laksanakan pada saat pelaksanaan kegiatan Imbaya Ulun Tidung yang kita laksanakan pada tahun ini,” kata H. Edy.

“Jadi ala intulun ini paling tidak kita meringankan beban pada pihak keluarga laki-laki ketika kita punya hajatan. Nanti kalau ada hajatan yang sama, akan begitu lagi dan begitu terus,” ucapnya seraya mengatakan bahwa dalam warga Tidung ada kata Imbaya yang artinya kebersamaan, kemudian Intimung artinya berkumpul dan Tenguyun yang artinya gotong-royong. Ketiga kata itulah yang pihaknya terapkan sebagai cerminan kekeluargaan masyarakat Tidung. (adv/ags/har)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X