Dampak Erosi, Jalan Tertutup Tanah

- Sabtu, 2 November 2019 | 10:53 WIB

TARAKAN - Pasca terjadi hujan dalam intensitas besar hati terakhir, kondisi Jalan Aki Balak kembali tertutup tumpukan tanah dari hasil erosi bukit sekitar. Kondisi ini bukanlah kejadian pertama kalinya. Diketahui kawasan tersebut kerap menjadi imbas dari erosi tanah saat terjadi hujan lebat dalam intensitas lama. Tidak hanya itu, pasca banjir tumpukan tanah ini sebagian berubah menjadi lumpur sehingga cukup menganggu aktivitas lalu lintas pengendara.

Idarti (36) salah seorang pengendara menerangkan, dengan banyaknya tumpukan tanah membuat jalanan becek. Alhasil ia mengaku cukup terganggu atas keadaan tersebut. Selain itu, menurutnya kondisi tersebut diperparah dengan munculnya gundukan tanah yang cukup menyulitkan pengendara yang melintas.

"Setiap hujan, jalan di depan 613  ini memang sering dipenuhi tanah. Kan banjir juga, jadi mungkin tanah dari sungai mengendap di jalan, belum lagi tanah yang turun dari atas bukit. Lumayan juga gundukan pasirnya itu, berlumpur, becek dan bergelombang. Jadi kalau kendaraan roda dua harus turunkan kaki supaya tetap seimbang. Tadi saja saya hampir jatuh, karena kan mau pergi kerja, jadi kalau turunkan kaki kotor juga sepatu. Tapi karena tidak bisa jaga keseimbangan, akhirnya turunkan kaki karena hampir jatuh," ujarnya, kemarin (1/11).

Ia menerangkan, kondisi ini biasanya langsung mendapat penangganan dari badan terkait. Namun hingga hari kelima, tumpukan tersebut belum juga mendapatkan penangganan. Menurutnya, jika hal ini tidak ditanggani sesegera mungkin, dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

"Mungkin sudah tiga hari itu gundukan. Biasanya memang ada dari tentara, atau alat berat mungkin dari pemerintah yang kerok itu pasir. Tapi ini sudah berhari-hari belum ada penanganan. Mungkin tunggu sudah tidak hujan atau bagaimana baru dikerok, tapi kan terkesan dibiarkan, apakah tidak ada antisipasi atau solusi minimal jangka pendek. Misalnya koordinasi dengan RT setempat, mengajak kerja bakti bersama. Saya rasa, pasti masyarakat mau membantu demi kenyamanan bersama," terangnya.

Sementara itu, Yustina (26) pedagang sekitar menerangkan dengan adanya tumpukan tanah beserta lumpur tersebut membuat pengendara yang melintas enggan singgah. Alhasil buruknya kondisi jalan mempengaruhi pemasukannya.

"Kalau jalannya kering banyak yang singgah. Ini mungkin karena becek kan jadi orang mau berhenti turun dari motor juga malas. Mungkin karena takut sepatunya kotor kali. Yang jelas berpengaruh lah karena selama tanahnya semakin banyak setelah banjir pembeli sepi," ujarnya.

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tarakan Abdul Rahim tidak dapat memberikan komentar kepada media terkait hal tersebut. Ia berdalih belum bersedia diwawancarai karena masih harus menyelesaikan banyak hal.

"Saya belum bisa berkomentar sekarang masih banyak kerjaan. Mungkin lain waktu saja," singkatnya. (*/zac/udn)

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X