Gali Potensi Budaya Tidung, Dialog Budaya Digelar

- Rabu, 30 Oktober 2019 | 20:34 WIB

MALINAU - Kegiatan di Imbaya Ulun Tidung Tahun 2019 terus berlangsung. Rabu (30/10), digelar dialog budaya. Dialog budaya ini bertemakan “Menggali Potensi Budaya Tidung Sebagai Cahaya Kedamaian di Bumi Kalimantan Utara”.

Adapun yang menjadi moderator dalam acara dialog langsung dimoderatori oleh Ketua Umum Lembaga Adat Tidung (LABT) Kabupaten Malinau Drs. H. Edy Marwan, M.Si dan menghadirkan dua pembicara utama yang juga merupakan tokoh Tidung, yaitu Topan Amrullah, S.Pd, M.Si yang juga merupakan Wakil Bupati Malinau dan Ir. Sofian Raga, M.Si Wali Kota Tarakan periode 2014-2019.

“Yang kita harapkan dari dialog yang pertama kali kita laksanakan ini yaitu apa masukan-masukan yang tentunya dari tokoh-tokoh kita,” ujar Ketua Umum LABT Kabupaten Malinau H. Edy Marwan kepada pewarta usai dialog budaya.

Seperti, sebut H. Edy Marwan, masukan yang telah disampaikan oleh dua pembicara yang telah banyak memberikan gambaran terkait pelestarian adat dan budaya Tidung ke depan. “Pak Topan Amrullah dan Pak Sofian Raga telah banyak memberikan gambaran-gambaran seperti untuk arsip-arsip Tidung itu perlu sekali. Ini adalah salah satu yang memang kita rencanakan,” ungkapnya.

Kemudian masukan dari tokoh-tokoh lainnya seperti pelestarian perkebunan rumbia yang sekarang sudah hampir habis dan saat dibutuhkan terpaksan mencari di daerah lain, padahal rumbia yang bisa jadi sagu merupakan salah satu makanan pokok orang Tidung. 

“Dia bisa dibuat menjadi agit, menjadi kumpol, bisa jadi naul atau inau itu. Kalau orang kami bilang imbio (rumbia). Itu sudah mulai habis,” katanya.

Kemudian pembudidayaan tanaman belungis (daun pandan). Belungis merupakan bahan untuk membuat tikar pandan dan kerajinan anyaman-anyaman lainnya. Saat ini juga sudah mulai susah dicari dan hampir tidak ada. Maka dari itu, dalam dialog ada penekanan untuk mencari satu kawasan untuk membudidayakan tanaman rumbia dan belungis.

“kita dapat tadi masukan dari Pak H. Saparudin berhubungan dengan masalah bagaimana alat-alat pertanian zaman dahulu yang dikenal dengan ingkapan. Ingkapan itu terbuat dari kaleng susu atau kaleng sarden, kita olah dan dibuat tajam untuk dipakai memotong padi. Kemudian, ada tradisi membuat ingkapan itu dari playwood atau dari kayu kita ambil, kita belah, kemudian kita pasang pisau, itu juga dipakai untuk memanen padi,” beber pria yang punya jabatan di pemerintahan sebagai Asisten Pemeruntahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabupaten Malinau ini.

Terkait tempat memasak tradisional, kawasan seperti budidaya burung serindit juga dibahas dalam dialog tersebut. Kemudian ada yang sangat penting juga dibahas yaitu terkait membuat museum mini dan itu juga sudah masuk dalam program LABT. Termasuk juga pembahsan kamus bahasa Tidung.

“Jadi, dialog ini sangat penting sekali. Karena di situ kita menerima pemikiran-pemikiran orang tua dulu, pemikiran-pemikiran anak muda tentang bagaimana pengembangan Tidung ke depan, Tidung sekarang bagaimana Tidung ke depan. Melalui dialog itu juga saya mengharapkan di situ timbul rasa kebersamaan, rasa persatuan, tidak membedakan lagi si A, si B dan si C,” tukasnya.

Sementara itu, Sofian Raga, selaku salah seorang tokoh Tidung mengungkapkan, pelaksanaan Imbaya Ulun Tidung yang dirangkai dengan dialog budaya sangat bermanfaat. Terutama bagaimana melestarikan nilai-nilai budaya yang sudah ada. Kemudian, selain itu juga dibutuhkan kreativitas supaya nilai-nilai seni budaya itu bisa dikembangkan sedemikian rupa tanpa meninggalkan substansi keasliannya untuk dapat disajikan kepada masyarakat dan generasi muda.

Sehingga, selain menjadi satu edukasi atau pendidikan, juga mempunyai nilai-nilai kepariwisataan. Termasuk juga berbagai macam keterampilan yang bisa dibuat oleh masyarakat.

“Saya kira dari tahun ke tahun tentu diharapkan bisa lebih berkembang (pelaksanaan Imbaya Ulun Tidung berikutnya). Kemudian nilai-nilai budaya juga terus bisa terinformasikan, tidak hanya kepada masyarakat lokal, tapi juga baik secara nasional maupun internasional. Sasarannya tentu semua berharap bisa banyaklah orang yang datang ke Kabupaten Malinau ini untuk melihat adat istiadatnya dan itu pastilah membawa berkah,” kata Sofian Raga. (adv/ags)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X