Tetapkan Gelar Duta Wisata hingga Baju Adat Kaltara

- Rabu, 30 Oktober 2019 | 11:41 WIB

Sejarah merupakan suatu hal yang tak boleh dilupakan begitu saja. Tentunya keberadaan sejarah harus terus dilestarikan, bahkan jika bisa dikenal hingga di tingkat internasional. Demikian juga dengan sejarah Kesultanan Bulungan.

 

IWAN KURNIAWAN, Tanjung Selor

 

Demi  mempertahankan bukti sejarah, Pemerintah Provinsi (Pempov) Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Dinas Pariwisata (Dispar) menggelar seminar pengelolaan warisan Kesultanan Bulungan di Gedung Gadis Pemprov Kaltara, Selasa (29/10).

Gubernur Kaltara, Dr. Irianto Lambrie mengatakan, yang dilakukan itu merupakan bagian kecil upaya dari Pemprov Kaltara untuk mengembangkan wisata di provinsi termuda Indonesia ini yang berbasis budaya, yang mana salah satu sumber budaya di Kaltara ini adalah Kesultanan Bulungan.

Sesuai dengan rencana awal, pengelolaan warisan Kesultaanan Bulungan ini akan dijadikan sebagai produk industri pariwisata dalam hal penyebutan duta wisata, lambang duta wisata, hingga baju adat Kaltara.

“Tapi jangan disalahartikan. Di sini bukan berarti budaya yang lain di Kaltara ini dikesampingkan. Bukan sepeti itu,” tegas Irianto kepada Radar Kaltara usai membuka seminar yang digelar di Tanjung Selor tersebut.

Dijelaskannya, dari sisi sejarah, wilayah provinsi ke-34 ini dulunya dikuasai oleh Kesultanan Bulungan. Oleh karena itu, siapapun masyarakat yang tinggal di Kaltara ini, tentu berada dalam pembinaan dan pengembangan Kesultanan Bulungan.

Dari seminar tersebut, mantan Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kalimantan Timur (Kaltim) itu mengatakan, pihaknya ingin mencari gelar untuk duta wisata itu apa. Sama halnya dengan daerah lain seperti di Jakarta, itu ada Abang dan None.

 

“Nah, ini yang ingin kita adakan juga di Kaltara, tentunya dengan basis budaya Kesultanan Bulungan,” sebutnya.

Namun demikian, jika nantinya dari yang lain, seperti Lundayeh, Kenyah, atau suku lainnya di Kaltara, tentu aakan diinventarisasi. Artinya, itu bisa juga nantinya dijadikan salah satu ikon Kaltara. Demikian juga untuk logo atau lambag duta wisata Kaltara. Melalui seminar ini juga akan dibicarakan. Dan yang terakhir untuk pakaian adat. Irianto mengatakan, untuk dari Kesultanan Bulungan itu memang sudah ada pakaiannya adatnya.  Tapi ia belum memastikan, apakah itu nanti yang akan diambil untuk dijadikan pakaian adat Kaltara, atau dikombinasikan dengan yang lain untuk mencari mana yang terbaik.

“Maksud dan intinya di sini, yang ingin kita ambil itu adalah budaya lokal setempat yang memang sudah berabad-abad hidup dan tumbuh di sini. Pastinya untuk yang lain juga ada, seperti dari Banjar, Bugis dan Jawa,” sebutnya.

Pastinya, hasil ini nanti akan menjadi salah satu ikon untuk membuat produk wisata Kaltara. Termasuk juga untuk even wisata tertentu, apakah itu promosi atau memperkenalkan daerah ke tingkat nasional bahkan ke tingkat internasional.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X