Hasil kreasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Kampung Salak, tepatnya di Jalan Sei Ngingitan RT 02, Karungan, Kota Tarakan, menyulap bunga telang menjadi bahan olahan makanan dan minuman. Ada yang menganggap ini tanaman liar. Tetapi dengan perkembangan era digital, lebih mudah mengenalkan manfaatnya ke masyarakat luas.
LISAWAN YOSEPH LOBO
BERAWAL dari dua biji bibit bunga telang, pemberian dari rekan keluarganya di Malaysia. Sekitar 2017, dua kakak beradik dalam KTW Kampung Salak ini menanam bibit bunga telang. Saat tumbuh, itulah kali pertama bunga telang ada di daerah Karungan, Kelurahan Mamburungan Timur.
Dua kakak beradik yang diketahui beranama Susan Darnela (31) dan Poppy Angel (27), mencari informasi seputaran bunga telang ini. Ternyata tanaman yang memiliki nama ilmiah clitoria ternatea ini dapat diolah menjadi bahan makanan dan minuman.
Ketua KWT Kampung Salak, Susan Darnela mengatakan bunga telang lebih terkenal di Negeri Gajah Putih alias Thailand. Dengan minuman khas Thailand yang disebut nam dok anchan. Di Malaysia, ekstrak bunga telang ini sebagai pewarna membuat nasi kerabu.
Namun di Indonesia sendiri, masih banyak yang belum mengenal bunga telang ini. Apalagi masyarakat Kota Tarakan, belum begitu familier dengan tanaman ini.
“Awal 2018 adik (Poppy) searching, ternyata bisa dibuat makanan dan minuman. Jadi kami coba, ternyata memang benar bisa dimanfaatkan,” tutur wanita kelahiran Tarakan, 8 Agustus 1988 ini.
Sejauh yang ia ketahui, bunga telang ini ada dua jenis, yang dibedakan dari banyaknya kelopak bunga tersebut. Ada yang satu kelopak. Adapula memiliki lima kelopak, yang memiliki warna biru tua.
“Sebenarnya untuk namanya sendiri, kalau dalam bahasa kami (Bugis), itu artinya organ kewanitaan. Yang satu kelopak ini sangat mirip dengan organ kewanitaan,” jelas wanita berhijab ini.
Namun melalui KWT yang sudah terbentuk pada 6 Maret 2018 dengan anggota sepuluh orang, manfaat bunga telang mulai dikenalkan ke masyarakat. Selain pewarna bahanan makanan alami, juga enak diolah menjadi minuman segar. Seperti telang jeruk nipis, yang dikemas dalam botol 150 mililiter.
Dari mulut ke mulut, juga memanfaatkan perkembangan era digital yang lebih memudahkan memasarkan produk melalui e-commerce. Secara perlahan, masyarkat lokal mulai mengenalnya, hingga ke Jakarta.
“Kami juga didampingi PT Medco E&P Tarakan. Jadi kami mulai jual (produksi) itu akhir 2018,” katanya.
Ternyata bunga telang ini juga kaya manfaat. Seperti yang ia ketahui, bunga telang ini berkhasiat untuk melancarkan datang bulan, obat sakit kepala, melancarkan buang air kecil, mengatasi kelelahan dan mengurangi stres.
“Saya pribadi merasakan manfaatnya saat datang bulan lebih lancar, dan keluarga yang tekanan darah juga minum ekstrak bunga telang,” aku wanita murah senyum ini.
Konon, bunga yang identik berwarna biru dan putih ini dapat berubah menjadi ungu saat dicampur dengan asam, seperti jeruk dan kedondong.
“Jadi coba campurkan dengan jeruk nipis, ternyata warnanya menjadi ungu. Tapi untuk tekanan darah, seduhan bunga telang saja tanpa dicampur bahan lainnya,” lanjutnya.
Melalui media sosial miliknya, seperti Facebook dan Youtube, produknya banyak mengundang rasa penasaran masyarakat. Mulai dari kebingungan dengan warnanya, hingga takut untuk mencicipinya.
“Kita promosinya lewat media sosial (medsos) kita, e-commerce membantu. Biasanya ada yang tanya, ini produk apa? Enggak apa-apa kah (dikonsumsi)? Jadi kami bilang, kalau ada racunnya, pasti sudah lama kami tidak selamat,” kenangnya.
Ia juga mengenalkan produknya ini melalui kegiatan yang diadakan pemerintah daerah. Seperti lomba masak berbasis pangan lokal di Oktober 2018 lalu.
Terus berkembang. Adapula kedai kopi yang melirik dan mengajak kerjasama, untuk menyediakan kelopak bunga yang sudah dikeringkan.
“Kalau yang kering kami jual ke kafe yang di Gunung Lingkas. Kalau kami seduh yang basah, sesuai ada pesanan. Jadi open order, kalau ada pemesan baru kami buatkan. Tapi di Yogyakarta ada kafe yang jual produk-produk dari bunga telang ini,” katanya.
Produk dari KWT Kampung Salak ini terus berkembang. Selain produk dari bunga telang, adapula olahan daun kelor.
“Kita ada buat cokelat dari daun kelor. Kalau kelompok lainnya, ada yang buat puding dan teh daun kelor,” tutupnya. (***/lim)