MANAGED BY:
SENIN
02 OKTOBER
RADAR KALTARA | TARAKAN | BULUNGAN | NUNUKAN | MALINAU | KTT | KULINER | OLAHRAGA | ADV | KRIMINAL

RADAR KALTARA

Selasa, 29 Oktober 2019 15:01
Amerika Ditawari Lihat Hydro Power Kayan
HIDRO POWER: Rencana PLTA Sungai Kayan di Peso merupakan salah satu mega proyek yang akan dibangun di Kaltara.

TANJUNG SELOR – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia akan menawarkan ke Amerika untuk melihat Hydro Power Kayan dengan industri listrik di Kalimantan Utara (Kaltara).

Menyikapi hal itu, Gubernur Kaltara, Dr. Irianto Lambrie menyebutkan, sejauh ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara belum mengetahui hal itu. Adapun yang sudah memiliki izin saat ini adalah PT Kayan Hydro Energy (KHE).

“Itu pernyataan Pak Luhut, jadi kita tunggu saja. Jikapun nanti ada investor baru dari Amerika untuk mencari lokasi lain, silakan,” kata Irianto kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor.

Setiap investor yang ingin masuk untuk berinvestasi itu harus sesuai dengan prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.

Mantan Penjabat (Pj) Gubernur Kaltara pertama ini menyebutkan, sebenarnya tidak hanya Amerika, tapi dari Rusia, melalui Kadin-nya juga sudah bertemu dengannya secara langsung dan berdiskusi soal rencana investasi di provinsi ke-34 ini. “Kita berjanji, minggu-minggu depan mereka akan membawa pelaku usaha mereka langsung untuk bertemu dengan kita,” ujarnya.

Dalam rencana investasi ini, pihak dari Rusia ini berminat di bidang energi terbarukan, dan juga di bidang mineral, baik itu tambang emas, batu bara, juga migas. Karena Rusia memiliki teknologi dan tenaga kerja yang ahli dan berpengalaman di bidangnya.

Bahkan, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terbesar di Tiongkok dibangun oleh Rusia. Hal itu disampaikan langsung oleh Rusia saat bertemu dengannya.

“Di China kan dulu waktu masih tertutup, itu bantuan teknologi maupun bantuan keuangan dari Rusia sangat banyak. Oleh karena itu, kita berharap Rusia juga dapat berinvestasi di Kaltara,” tuturnya.

Namun, masyarakat juga harap memaklumi bahwa untuk menarik investor ke daerah atau ke provinsi termuda Indonesia ini, termasuk ke Indonesia secara umum, itu prosesnya cukup panjang. Bisa berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun.

“Jadi, di sini tergantung bagaimana cara kita untuk meyakinkan para investor dan bagaimana mereka (investor) bisa tau adanya perubahan regulasi dan bagaimana pelayanan kita,” tuturnya.

Diketahui dalam waktu dekat, Provinsi Kaltara akan tercatat dalam sejarah sebagai lokasi pembangkit berbasiskan tenaga air (hidro) terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Pembangkit itu bernama PLTA Hydropower 1-5 Sungai Kayan

Meskipun terbesar di Asia Tenggara dan mengalahkan Dam Pembangkit Son La berkapasitas 2.400 MW, yang berlokasi di Sungai Da, 340 Km sebelah barat Hanoi, Vietnam, Pembangkit Hydropower Sungai Kayan memiliki kapasitas 9.000 MW. Pembangkit ini juga akan menjatuhkan rekor PLTA Cirata sebagai yang terbesar di Indonesia.

Rencana pembangunan PLTA Hydropower Sungai Kayan merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk terus memperbesar bauran energinya, termasuk dari energi berbasis air.

Hingga Mei 2019, persentase pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang beroperasi mencapai 7,61%. Sisanya, pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) 9%, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 6%, pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) 5%, pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) 5%, dan pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL) 0,04%. (iwk/eza)


BACA JUGA

Rabu, 02 September 2015 10:17

Lagi, Warga Belakang BRI Diciduk

<p><strong>&nbsp;TARAKAN &ndash;</strong> Beberapa kali lolos dari incaran…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers