Di era 90-an tidaklah mudah bagi seorang Yahya muda. Fasilitas yang minim, dan sulitnya akses informasi merupakan masalah yang dihadapi untuk menempuh pendidikan formal di Tarakan yang kala itu masih berstatus kecamatan, dalam wilayah Kabupaten Bulungan. Meski tidak bercita-cita memiliki pendidikan tinggi, namun ia memiliki tekad untuk membanggakan keluarganya.
“SD saya di SD Negeri 011, lanjut SMP Negeri 1 Tarakan dan SMA Negeri 1 Tarakan. Memang proses hidup saya tidak mudah. Waktu itu Kota Tarakan masih kecamatan. Sebagai anak yang lahir dan besar di Kota Tarakan, tentu saja waktu itu punya mimpi untuk paling tidak memajukan Tarakan. Saya termasuk salah satu dari sebagian warga Tarakan yang harus kuliah di luar karena waktu itu perguruan tinggi di sini masih seadanya,” ujar Yahya, kemarin (27/10).
Keterbatasan ekonomi keluarga, membuat ia tidak berkeinginan melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi. Namun, atas kabar adanya beasiswa pemerintah bagi siswa berprestasi di Tarakan, ia punya harapan.
“Saya waktu itu terpaksa harus kuliah di luar daerah yaitu Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Waktu itu sebenarnya memang tidak ada niat untuk kuliah, karena kemampuan ekonomi orang tua juga terbatas. Waktu itu saya hanya berharap bisa ikut kursus saja, untuk bekal mencari kerja. Walaupun tidak ambisius untuk kuliah, tapi dulu ada namanya PMDK (penelusuran minat dan kemampuan). Itu semacam beasiswa yang menjamin calon mahasiswa masuk perguruan tinggi tanpa tes sesuai persyaratan,” tutur Zein.
Meski tidak terlalu menonjol dalam bidang akademik, namun ia selalu mendapat nilai sekolah yang memuaskan. Dengan bekal itulah ia memberanikan diri untuk mencoba peruntungan untuk mengubah nasibnya. Tak lupa ia juga mempersiapkan berkas lamaran kerja yang simpan sebagai bekal untuk mencari kerja sembari menempuh pendidikannya.
“Saya hampir tidak pernah keluar dari peringkat 10 besar setiap caturwulan. Kemudian, sebelum mendaftar kuliah saya juga sempat mengurus berkas syarat mencari kerja seperti kartu kuning, dan SKCK yang saya bisa gunakan nanti untuk mencari kerja sambil kuliah di Banjarmasin. Dengan adanya PMDK dan berbekal nilai sekolah yang lumayan, saya mencoba memberanikan diri mendaftar jalur itu berharap bisa kuliah dibiayai pemerintah. Akhirnya saya lolos dan diterima di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin,” kisahnya.