Sempat Tidak Berniat Kuliah karena Terbentur Biaya

- Senin, 28 Oktober 2019 | 14:26 WIB

Pendidikan merupakan bekal manusia dalam membangun peradaban kehidupan. Dengan pendidikan manusia dapat membangun sebuah wilayah. Pun hal-hal besar yang ada di dalamnya. Mungkin hal itulah yang memotivasi Dr. Yahya Ahmad Zein, S.H, M.H, dalam berjuang menempuh pendidikan hingga akhirnya mengabdikan diri di Kota Tarakan.

 

AGUS DIAN ZAKARIA

 

YAHYA Ahmad Zein lahir di Kota Tarakan pada 14 Agustus 1979. Yahya panggilan akrabnya merupakan salah satu dosen terbaik di Universitas Borneo Tarakan (UBT). Ia juga masih menjabat sebagai dekan di Fakultas Hukum UBT.

Menjadi seorang tenaga pendidik sebenarnya bukanlah cita-cita awal. Namun perjalanan waktu membawanya sadar jika pendidikan merupakan hal terpenting dalam membangun peradaban kehidupan manusia.

Di era 90-an tidaklah mudah bagi seorang Yahya muda. Fasilitas yang minim, dan sulitnya akses informasi merupakan masalah yang dihadapi untuk menempuh pendidikan formal di Tarakan yang kala itu masih berstatus kecamatan, dalam wilayah Kabupaten Bulungan. Meski tidak bercita-cita memiliki pendidikan tinggi, namun ia memiliki tekad untuk membanggakan keluarganya.

“SD saya di SD Negeri 011, lanjut SMP Negeri 1 Tarakan dan SMA Negeri 1 Tarakan. Memang proses hidup saya tidak mudah. Waktu itu Kota Tarakan masih kecamatan. Sebagai anak yang lahir dan besar di Kota Tarakan, tentu saja waktu itu punya mimpi untuk paling tidak memajukan Tarakan. Saya termasuk salah satu dari sebagian warga Tarakan yang harus kuliah di luar karena waktu itu perguruan tinggi di sini masih seadanya,” ujar Yahya, kemarin (27/10).

Keterbatasan ekonomi keluarga, membuat ia tidak berkeinginan melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi. Namun, atas kabar adanya beasiswa pemerintah bagi siswa berprestasi di Tarakan, ia punya harapan.

“Saya waktu itu terpaksa harus kuliah di luar daerah yaitu Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Waktu itu sebenarnya memang tidak ada niat untuk kuliah, karena kemampuan ekonomi orang tua juga terbatas. Waktu itu saya hanya berharap bisa ikut kursus saja, untuk bekal mencari kerja. Walaupun tidak ambisius untuk kuliah, tapi dulu ada namanya PMDK (penelusuran minat dan kemampuan). Itu semacam beasiswa yang menjamin calon mahasiswa masuk perguruan tinggi tanpa tes sesuai persyaratan,” tutur Zein.

Meski tidak terlalu menonjol dalam bidang akademik, namun ia selalu mendapat nilai sekolah yang memuaskan. Dengan bekal itulah ia memberanikan diri untuk mencoba peruntungan untuk mengubah nasibnya. Tak lupa ia juga mempersiapkan berkas lamaran kerja yang simpan sebagai bekal untuk mencari kerja sembari menempuh pendidikannya.

“Saya hampir tidak pernah keluar dari peringkat 10 besar setiap caturwulan. Kemudian, sebelum mendaftar kuliah saya juga sempat mengurus berkas syarat mencari kerja seperti kartu kuning, dan SKCK yang saya bisa gunakan nanti untuk mencari kerja sambil kuliah di Banjarmasin. Dengan adanya PMDK dan berbekal nilai sekolah yang lumayan, saya mencoba memberanikan diri mendaftar jalur itu berharap bisa kuliah dibiayai pemerintah. Akhirnya saya lolos dan diterima di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin,” kisahnya.

Salah satu universitas terbesar di Kalimantan itu membuka harapan dan mimpinya untuk melihat dunia yang lebih luas dari sebelumnya. “Diterimanya saya masuk universitas itu akhirnya membuat saya semakin bersemangat. Karena terus terang waktu itu, kami anak Tarakan jangankan sekolah di luar daerah, berangkat keluar Tarakan saja saya tidak pernah,” tukasnya.

Meski telah mendapatkan beasiswa, namun masalah baru hadir ketika hendak berangkat menempuh kuliah. Lagi-lagi biaya keberangkatan. Meski demikian, dengan tekad yang kuat para keluarga saling membantu mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk masa depan Yahya. Alhasil, dengan bersusah payah ia akhirnya dapat mengumpulkan biaya tersebut.

“Saya melihat kesempatan besar, karena tidak semua orang mampu lolos mendapatkan beasiswa ini. Setelah berdiskusi dengan orang tua akhirnya keluarga saya bahu-membahu membantu membiayai tiket saya ke sana,” kenangnya haru.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X