Sarang Burung Walet Jadi Sasaran Maling

- Sabtu, 26 Oktober 2019 | 14:37 WIB

TANA TIDUNG – Semakin marak usaha sarang burung walet di Kabupaten Tana Tidung (KTT), semakin meningkat pula tindak kriminal utamanya pencurian sarung burung yang berharga tinggi tersebut.

Kondisi itu membuat resah pemilik sarang burung walet. Tak jarang para pengusaha memasang  CCTV dan memperkerjakan penjaga di lokasi usahanya.

Salah seorang pengusaha sarang burung walet, Zul Batalas mengatakan dirinya harus memasang CCTV agar pelaku pencurian yang selama ini meresahkan masyarakat bisa diketahui. Apalagi bangunan tempat ‘menelurkan’ sarang burung walet ditinggal tanpa ada penjagaan.

"Sekarang pengusaha sarang burung walet musuhnya selain tikus juga pencuri,” kata Zul kepada Radar Tarakan kemarin (25/10).

Sebab, kata Zul, sudah banyak pemilik sarung burung walet jadi korban.

Harganya yang bisa mencapai Rp 13 juta- Rp 14 juta per kg membuat sebagian warga tergiur berusaha sarang burung walet, termasuk para pencuri juga tergiur dengan harga jual sarang burung walet yang ‘selangit’. Cuma melalui cara yang tidak benar, yakni mengambil milik orang.

“Kalau harga lagi bagus bisa sampai Rp 14 juta per kilogram, kalau turun bisa Rp 8 hingga Rp 10 juta per kilogram,” sebutnya.

Perubahan harga, kata dia, dikarenakan harga  sarang burung walet dipengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Jika nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS naik maka harga sarang burung walet ikut naik, begitu juga sebaliknya.

 

"Kadang nasib apes itu kalau pertama kali buat walet, belum panen sudah kena panen pencuri, itu apes betul. Itu sering terjadi juga di sini (KTT),"katanya.

Menurutnya, pemilik sarang burung walet sudah melakukan berbagai cara agar tidak kecolongan. Namun pencuri juga tak kalah pintarnya. Mereka juga melakukan berbagai cara agar bisa masuk ke dalam bangunan sarang burung walet dan memanen sesuka mereka tanpa terdeteksi pemilik usaha.

 "Namanya pencuri mereka lebih pintar, bukan sedikit yang kecurian sarangnya,”ujarnya.

“Para pemilik juga sering melaporkan kepada polisi tapi mereka (maling) seakan tidak jera. Jadi sekarang kalau saran saya harus ekstra hati-hati saja,"pesanya.

Kapolsek Sesayap Iptu Su'udi membenarkan jika dirinya sering mendapat laporan soal perkara pencurian sarang burung. “Sudah banyak aduan yang masuk ke kami, tapi belum ada bukti yang kuat untuk bisa menindak pelaku pencurian,” ujarnya.

Sebab, menurutnya, jika tidak ada bukti polisi tidak bisa bertindak.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X