Adip Dwi Sasongko Sabet Dua Medali Perak Sekaligus

- Jumat, 25 Oktober 2019 | 17:27 WIB

Kabar membanggakan datang dari siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Tarakan. Diketahui, siswa bernama lengkap Adip Dwi Sasongko ini memboyong dua medali perak sekaligus dalam Oktober ini.

 

LISAWAN YOSEPH LOBO

 

SISWA kelas XII MIPA 3 ini mengikuti lomba yang berbeda dalam Oktober 2019 ini. Kendati demikian, siapa sangka dia berhasil meraih juara 2 di masing-masing lomba tersebut.

Diketahui, 9-14 Oktober 2019 Adip mengikuti lomba yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) di Makassar, Sulawesi Selatan. Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) Tingkat Nasional IX 2019.

Konon ada 10 cabang lomba yang dipertandingkan dalam Pentas PAI ini. Adip sendiri mengikuti lomba Karya Ilmiah Remaja PAI. Berangkat dari tema Keberagaman Milenial yang Modern, dipilihnya judul penelitian AHSIAF. Berbasis aplikasi pembelajaran antara akidah, syariah dan tasawuf.

Konsep penilitiannya ini muncul, seiring kemajuan dan canggihnya teknologi. Yang mana, dengan mudahnya berita dan isu tersebar dari Sabang sampai Merauke dalam hitungan detik.

Tak terkecuali unsur agama, yang terbilang sangat sensitif dan mudahnya orang terprovokasi. Tapi dengan aplikasi yang diciptakannya ini, setidaknya memberikan berita-berita tentang islam yang sudah dikaji terlebih dahulu.

“Sekarang banyak berita-berita hoax yang mengandung agama. Sedangkan agama itu sangat sensitif, jadi saya membuat sebuah media untuk mengatasi hal tersebut. Aplikasi itu berisi berita-berita tentang islam, yang sudah dikaji terlebih dahulu,” kata siswa kelahiran Tarakan, 7 November 2001.

Meski sempat mengalami kendala dengan sistem aplikasinya, tapi dia berhasil meraih juara 2 dari 6 peserta yang lolos seleksi tingkat nasional. Yakni dari Makassar, Aceh, Jogyakarta dan Jawa Timur. Awalnya pun ia tidak menyangka, bisa membawa nama Provinasi Kalimantan Utara dan memboyong medali perak.

Apalagi saingannya ini terbilang dari kota-kota besar. Tidak percaya diri, sempat terlintas di benak pikirannya. Tapi berhasil dihempaskannya.

“Sempat grogi, apalagi mereka tingkat keagamaannya lebih di atas. Bahkan ada yang dari pesantren, sedangkan saya SMA. Tapi mencoba percaya diri. Tapi enggak nyangka juga (juara 2),” ucapnya senang.

Setelah dari Makassar, dia langsung mengikuti lomba Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2019, yang diselenggarakan Kementerian dan Kebudayaan (Kemendikbud), di Solo.

Bila seumurannya menikmati masa remaja dan memanjakan diri, dia justru menghabiskan waktu hingga tengah malam di sekolah. Untuk mengikuti lomba-lomba ini sudah jauh hari dipersiapkannya. Mungkin selama 6 bulan, untuk melakukan penelitian.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X