Masyarakat Perbatasan Masih Kekurangan Uang Kecil

- Rabu, 23 Oktober 2019 | 09:14 WIB

 DIKAWAL petugas dari KRI Ajak, tim kas keliling BI yang berjumlah 12 orang, Kamis (17/10) bergerak menuju Alun-Alun Nunukan. Di sana masyarakat diberi ruang menukarkan uang lusuh atau pun uang rusak kepada tim kas keliling BI.

Selain menerima uang lusuh dan uang yang rusak, tim juga menerima penukaran uang kecil. Hal ini menjadi daya tarik bagi masyarakat Nunukan untuk menukarkan uangnya, mengingat kebutuhan akan uang kecil di daerah yang memiliki moto Penekindi Debaya ini masih belum terpenuhi untuk transaksi jual-beli.

"Di sini kami kesulitan untuk mendapatkan uang kecil, ketika kami berusaha menukarkan ke bank, terkadang uang kecilnya sudah habis. Sehingga kami harus menunggu lagi," ungkap Akbar.

Pria yang mengaku sebagai pedagang ini menceritakan, keberadaan uang kecil sangat dibutuhkan. "Nah itu, terkadang kami ketika tidak memiliki uang kecil, kami mencari lagi ke sesama pedagang atau teman untuk menukarkan uang kecil. Tentu hal ini juga menjadi kendala kami dalam kemudahan bertransaksi dengan pembeli," ujarnya.

Kehadiran kas keliling BI ke Nunukan, tentu membantu dirinya dalam memenuhi kebutuhan akan uang kecil, yang selama ini sulit untuk dipenuhi. "Tadi saya menukarkan uang pecahan Rp 1.000 dan Rp 2.000 dengan nominal Rp 1 juta, kami inginnya kegiatan ini tidak hanya sekali dalam setahun, tapi beberapa kali dalam setahun, mengingat daerah kami juga berbatasan dengan Malaysia. Di mana keberadaan rupiah di sini harus diperhatikan lagi," ujarnya.

Sementara itu masyarakat lainnya, Sultan mengaku sangat terbantu keberadaan kas keliling BI mengingat kebutuhan uang kecil bagi pedagang di Nunukan sangat susah. "Terutama uang pecahan Rp 1.000 itu sangat-sangat susah, walaupun kami berusaha menukarkan ke bank, terkadang bank di sini juga tidak ada stok uang kecilnya," ungkapnya.

Tidak berbeda jauh dengan Nunukan, antusias masyarakat juga terlihat di Pulau Sebatik, Jumat (18/10). "Meski kami tinggal di wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, uang rupiah menjadi pilihan masyarakat di sini dalam bertransaksi, namun kendalanya ada pada uang kecil yang jumlahnya masih kurang di sini," tuturnya.

Masih kurang dan sulitnya akan uang kecil, menjadi alasan dirinya mendatangi kas keliling BI saat berada di Sebatik. Uang kecil pecahan Rp 1.000 dan Rp 2.000 menjadi pilihan penukarannya kali ini.

"Tadi tukar pecahan Rp 1.000 dan Rp 2.000 dengan jumlah Rp 2 juta, kami harapkan kegiatan ini sering-sering dilakukan terutama di daerah perbatasan," ucapnya.

Sementara terkait apakah di Pulau Sebatik penggunaan uang ringgit dalam transaksi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dirinya mengakui masih menemukan masyarakat yang bertransaksi dengan uang ringgit. "Masih ada yang menggunakan uang ringgit untuk berbelanja, tapi kalau saya tidak menerimanya dan menyarankan untuk menukarnya ke money changer," ungkapnya.

Sulitnya mendapatkan uang kecil di Pulau Sebatik juga diungkapkan Harfiah.  Sebagai pedagang mengaku sangat kesulitan untuk memberikan kembalian uang kecil ketika melakukan transaksi dengan pembeli.

"Di sini sangat susah uang kecil, terutama pecahan Rp 500 Rp 1.000, terkadang kami terpaksa mengembalikannya dengan permen," ungkapnya.

Sementara terkait peredaran uang ringgit di Pulau Sebatik, dirinya mengakui masih menemukan adanya masyarakat berusaha melakukan transaksi dengan uang ringgit. "Masih ada, tapi tidak sebanyak dulu, tapi kami sekarang bila ada yang ingin berbelanja dengan uang ringgit, kami sarankan untuk menukarkan ke money changer. Kenapa kami tolak, karena di sini merupakan wilayah Indonesia, di mana transaksinya harus menggunakan uang rupiah," tuturnya.

Terpisah, ketua tim kas keliling BI, Hasanudin mengatakan, dari pantauannya penyebab antusias tinggi masyarakat perbatasan tidak lain karena kebutuhan akan uang kecil di wilayah tersebut tidak merata.

"Dari kegiatan kali ini kami mengetahui bahwa uang kecil di Nunukan dan Sebatik masih belum merata. Sehingga nantinya akan menjadi evaluasi kami agar melakukan kegiatan serupa lebih banyak lagi di dua daerah ini," bebernya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X