TANA TIDUNG - Dalam sepekan terakhir, pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Tana Tidung (KTT) tampak sepi penumpang. Imbasnya, omzet pemilik speedboat menurun.
Akibat sepinya penumpang, pemilik speedboat mengeluh. Dalam sehari para pemilik speedboat hanya bisa mengangkut penumpang sebanyak 10 orang penumpang. Yang biasanya mereka bisa mengangkut 25 penumpang dalam sehari namun sekarang menurun dari hari biasanya.
Rulli, pemilik speedboat Keyla Express membenarkan kondisi ini sudah terjadi dalam sepekan. Diakuinya ini dikarenakan salah satunya mayoritas di KTT pekerja hanya PNS sedangkan untuk orang biasa jarang sekali berangkat.
" Saya aja ke Tarakan hanya mangangkut 9 penumpang saja. Bayangkan belum biaya minyak dan makan. Tentu itu tidak menutup yang ada malah rugi," ungkap Rulli, kepada Radar Tarakan, Senin (21/10).
Rulli mengakui, sepinya berdampak pada pendapatannya, yang dalam sekali jalan ia bisa menghasilkan Rp 3 juta. Namun dalam sepekan ini ia hanya bisa menghasilkan Rp 1,5 juta dan masih kotor. "Sekarang paling hanya Rp 1,5 juta itupun saya masih nombok untuk BBM. Kalau seperti ini terus bisa-bisa gulung tikar," katanya.
Yoyo penjaga loket di Pelabuhan Tunon Taka KTT, juga mengakui hal tersebut. Standar di loketnya, sehari bisa terjual 30-40 tiket. Namun sekarang hanya bisa menjual 12-15 tiket tujuan Tarakan.
"Kalau penumpang jumlahnya hanya 5-6 orang, speedboat juga tidak akan jalan karena tidak bisa menutup biaya BBM nya. Bisa dihitung sekitar Rp 1,2 juta saja yang didapt. Sedangkan untuk mesin 200 PK itu biaya BBM-nya Rp 1,2 juta. Nah itu hanya untuk biaya BBM tidak ada untungnya makanya jarang ada yang mau berangkat," jelas Yoyo. (*/rko/zia)