Orang Tua Asuh dan Satgas TMMD Junjung Tinggi Toleransi

- Senin, 21 Oktober 2019 | 20:50 WIB

MALINAU - Indonesia itu memang indah, dengan keberagaman suku, agama dan latar belakang disatukan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu.

Oleh sebab itu, toleransi antar suku dan umat beragama menjadi poin penting dalam menjaga keutuhan NKRI. Hal ini sangat terlihat jelas bagaimana prajurit TNI-AD menunjukkannya saat bertugas dalam Satuan Tugas (Satgas) Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-106 Wilayah Perbatasan (Wiltas) Komando Distrik Militer (Kodim) 0901/Malinau (Mln) tahun 2019.

Minggu (20/10) lalu, saat usai istirahat makan siang, anggota Satgas TMMD yang bertugas membuka badan jalan di Desa Long Bisai, Kecamatan Mentarang melaksanakan ibadah salat zuhur. Mereka melaksanakan salat di rumah orang tua asuh yang berbeda agama. Orang tua asuh mempersilakan dan membantu mempersiapkan serta membersihkan tempat untuk anggota Satgas TMMD yang muslim salat.

“Kita sangat bersyukur, anggota kita juga tidak meninggalkan ibadah mereka walaupun sedang bertugas. Dan saya sangat bangga hubungan baik dan toleransi yang tinggi antara orang tua asuh dengan anggota Satgas terjalin dengan baik walaupun berbeda agama,” ujar Komandan Sagas (Dansatgas) TMMD ke-106 Wiltas Kodim 0910/Mln Letkol Inf. Nopid Arif, S.Sos, M.Han, Senin (21/10).

Dikatakan Letkol Nopid, ia mengapresiasi anggotanya melaksanakan salat berjemaah di rumah orang tua asuh yang telah menunjukkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika itu nyata di Indonesia, khususnya di Kabupaten Malinau. 

Diketahui, salat berjemaah yang dilaksanakan pada hari Minggu tersebut dipimpin oleh Pasi Ter Kodim 0910/Mln Kapten Inf Dedi Hariyanto. Kapten Dedi mengungkapkan, ia bersama anggota salat berjemaah di rumah Nyauma (60), ibu yang merupakan orang tua asuh Satgas TMMD di mana rumahnya juga ditempati untuk tempat tinggal sementara selama TMMD.

“Itulah yang dilakukan Anggota Satgas TMMD sehari-hari, meskipun orang tua asuh berbeda kayakinan, mereka tetap menjalankan ibadahnya sesuai dengan keyakinan masing-masing,” kata Pasi Ter. 

Menurutnya, toleransi seperti inilah yang mereka harapkan, meskipun antara anggota Satgas TMMD dan orang tua asuh berbeda agama dan keyakinan namun tidak mengurangi rasa kebersamaan bahkan sudah seperti rumah sendiri. 

“Ibu Nyauma juga sebagai orang tua asuh tidak mempermasalahkannya, bahkan dia malah senang dan terharu dengan kehadiran para prajurit TNI di rumahnya,” pungkasnya. (adv/ags/har)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X