NUNUKAN – Pulau Sebatik akhirnya dinobatkan sebagai pulau santri. Julukan ini terbukti dengan banyaknya jumlah pondok pesantren dan santri yang membeludak dibandingkan daerah lain yang ada di Nunukan.
Penghargaan atas pencapaian itu, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI Ahmad Zayadi, langsung me-launching Sebatik sebagai Pulau Santri. Launcing dilakukan saat Upacara Peringatan Hari Santri Nasional di Lapangan Sei Nyamuk, Kamis (17/10) lalu.
Itu diungkapkan Asisten Pemerintah dan Kesra Pemprov Kaltara H. Sanusi kepada media ini. Ia menegaskan jumlah santri dan jemaah pengajian dan salawatan yang ada di seluruh wilayah Sebatik berjumlah kurang lebih 4.000 jemaah. Jumlah pondok pesantren di Pulau Sebatik juga paling banyak dibandingkan dengan daerah yang lain.
“Jadi penetapan Pulau Sebatik sebagai Pulau Santri, tentu bertujuan meningkatkan pemahaman dan aktualisasi nilai-nilai beragama dalam menangkal pengaruh negatif dari negara lain, utamanya pengaruh buruk peredaran narkoba,” ujar Sanusi.
Bahkan, santri–santri di Pulau Sebatik menyatakan tegas menolak segala bentuk radikalisme agama dan provokasi atas nama agama yang hanya ingin memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa. Komitmen tersebut dinyatakan dalam Deklarasi Santri Anti Radikalisme dan Terorisme seusai Upacara Hari Santri Nasional dalam kesempatan tersebut.
Para santri dalam deklarasi itu juga menyatakan menolak penggunaan istilah jihad sebagai kedok gerakan teroris yang hanya menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Para santri mengutuk aksi unjuk rasa anarkis. Komitmen untuk terus menjaga persatuan juga disampaikan dalam Deklarasi Kebangsaan yang diucapkan oleh tokoh agama, para pejabat, dan tokoh masyarakat.
Pengucapan ikrar, dipimpin langsung oleh Wakapolda Kaltara Kombes Pol Zainal Paliwang dan diikuti oleh para tokoh yang hadir. “Santri dan tokoh masyarakat menghargai keberagaman, menjunjung semangat Bhinneka, Tunggal Ika, dan mengajak penggunaan medsos dengan bijak,” tegas Zainal Paliwang mewakili para santri. (raw/zia)