TANA TIDUNG – Warga di Kecamatan Sesayap Hilir dan Desa Bebatu, Kabupaten Tana Tidung (KTT) sedikit terbantu dengan adanya pertamini yang selama ini mememnuhi kebutuhan BBM warga.
Kondisinya saat ini, sebagian besar warga yang ada di pesisir setiap kali membutuhkan BBM harus menunggu pasokan dari Tarakan dan sekitarnya dengan memesan terlebih dahulu kepada sub penyalur ataupun pemilik transportasi laut yang setiap harinya bepergian ke Tarakan.
“Biasanya kami selalu pesan dengan speedboat ketika ada speedboat yang ke Tarakan. Itupun kalau yang punya speedboat bisa membawanya terkadang jika penumpang penuh, minyak yang kami pesan tidak bisa dibawa. Makanya kami berharap Pertamini bisa penuhi kebutuhan warga yang jauh atau tidak bisa mendapatkan stok langsung dari Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS),” ujar Darman, salah seorang warga Bebatu.
Keberadaan pertamini memang begitu berpengaruh apalagi penjualan BBM jenis premium hanya dipatok dengan harga Rp 8.000 per liter. Dengan harga dan takaran yang sesuai, dianggap warga sebagai solusi atas permasalahan BBM selama ini. Selama ini, warga terbiasa memesan BBM di luar daerah membeli dengan harga yang tinggi, sementara rata-rata penduduk Tana Lia dan Bebatu adalah nelayan dan petani yang pendapatannya setiap bulan tidak menentu.
“Kami yang membutuhkan BBM bukan hanya untuk kendaraan saja tapi juga untuk menangkap ikan, udang di laut tentu saja membutuhkan biaya operasional membeli BBM. Setiap kali turun melaut butuh Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu sedangkan hasil tangkapan selama beberapa tahun ini tak maksimal. Bersyukur dapat tangkapan untuk dikonsumsi saja, masa untuk konsumsi saja kami butuh biaya Rp 200 ribu bahkan lebih, lebih banyak pengeluaran ketimbang pendapatan yang kami terima,”jelasnya.
Ia berharap pertamini bisa dibangun di Desa Bebatu agar warga tak lagi jauh-jauh membeli sampai ke Tarakan. Menanggapi itu, Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan Konsumen pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, Andi Burhan mengatakan pihaknya melihat pentingnya diadakan pertamini bagi desa-desa yang cukup jauh jaraknya dari Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) maupun pangkalan.
Pihaknya memastikan pertamini akan bisa direalisasikan dengan bergantung pada kesiapan sub penyalur. "Saat ini ada beberapa jumlah pertamini yang ada di wilayah KTT. Di Sesayap Hilir ada dua unit. Dan alhamdullilah warga merasa terbantu," katanya. Lanjutnya, semua masih dalam proses. Ke depan semua daerah pesisir akan segera kita realisasikan baik itu pertamini atau APMS.
"Kita masih mengushakan semua itu ini bertahap semoga ke depan kita akan bisa realisasikan kebutuhan warga akan BBM," jelasnya (*/rko/zia)