Dengan Modal Seadanya, Nekat Kuliah ke Luar Daerah

- Senin, 21 Oktober 2019 | 09:33 WIB

 KETERBATASAN ekonomi orang tua sempat membuat pria yang pernah mengenyam pendidikan di SMAN 1 Sembakung pada tahun 2014 silam itu mengurungkan niatnya untuk mengenyam bangku kuliah. Ia pun hanya bisa bekerja sebagai house keeping di salah satu hotel yang ada di Kota Tarakan.

Tiga bulan bekerja, Didi sapaan akrabnya mengikuti seleksi bersama perguruan tinggi negeri (SBMPTN) dan seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB). Namun upayanya untuk bisa kulih gagal, karena tidak lulus seleksi.

Akhirnya, ia pun memutuskan untuk kembali ke Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan. Selama beberapa bulan di Sembakung pemuda  kelahiran Atap, 15 Juni 1995 itu mencoba mendaftar di salah satu perguruan tinggi swasta di Kalimantan Utara (Kaltara). Namun karena biaya yang mahal niat untuk bisa duduk di bangku kuliah pun harus tertunda.

Namun, tekad untuk bisa kuliah sudah tidak bisa dibendung. Tahun 2015, anak dari pasangan Husin Arif dan Masrawiyah memantapkan niat untuk mencoba peruntungan ke Samarinda.

Dengan modal uang Rp 950 ribu. Pria yang piawai berbahasa Inggris itu pun mendaftar kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UMPTKIN). Sejak saat itu ia pun bisa mengenyam bangku kuliah.

Selama empat tahun kuliah, berbagai prestasi di kancah nasional dan internasional pun berhasil diraih. Bahkan dia juga pernah mewakili Indonesia dalam ajang World Youth Forum (WYF) dan World Youth Theatre (WYT) di Mesir. Tidak sampai di situ saja, pria yang hobi membaca itu juga pernah mewakili Indonesia dalam event The 4 Istanbul Fellowship Turkey 2019 dan menjadi duta Indonesia dan delegasi Indonesia dalam Indonesia-Korea Youth Exchange Program (IKYEP) 2019.

Berkat prestasi tersebut pada 17 Oktober 2019, ia mendapatkan gelar sarjana pendidikan (S.Pd) lulusan cumlaude dengan nilai IPK 3.65 serta dinobatkan sebagai wisudawan terbaik intenasional pertama.

"Total mahasiswa yang ikut wisuda ke-31 sebanyak 461. Dan saya menjadi mahasiswa pertama yang mendapatkan predikat wisudawan terbaik internasional," ungkapnya.

Untuk bisa mencapai berbagai prestasi tersebut tentu bukanlah hal yang mudah. Karena banyak lika liku hingga air mata yang harus dilalui. Namun, berkat semangat serta support dari orang tua semua itu bisa diraih.

"Selama ini motivasi saya adalah dari kedua orang tua yang sudah membesarkan saya hingga saat ini," bebernya.

Didi juga berharap ke depannya apa yang sudah dicapai selama ini bisa bermanfaat untuk masyarakat bangsa dan negara. Kepada pemuda Kaltara, ia berpesan terus belajar dari hal apapun yang dapat berguna bagi orang lain. “Jangan pernah menyerah dari kegagalan. Karena kegagalan adalah kemenangan yang tertunda. Jadi jangan pernah menyerah, karena semua upaya tak akan membohongi hasil,” tutupnya. (***/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X