PROKAL.CO,
KEBERADAAN sampah plastik di perairan tidak hanya mengancam keberlangsungan biota laut. Tetapi juga mempengaruhi rantai makanan, yang ujungnya dapat berdampak pada manusia itu sendiri.
Wakil Dekan Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan (UBT), Dhimas Wiharyanto, S.Pi., M.Si, mengatakan, sampah di perairan yang tidak ditangani dengan serius tentu mengancam keberadaan dan kelangangsungan biota laut.
Tumpukan sampah ini dapat mengganggu habitat biota laut. Entah itu mempersempit ruang lingkup, sekaligus berdampak buruk pada proses ekologi. Apalagi sampah plastik yang merupakan benda asing di perairan atau laut, membutuhkan proses yang sangat lama untuk terurai.
“Tempat ikan mencari makan berkurang dan mengganggu ikan bertelur. Bahkan beberapa hasil penelitian, ikan yang makan mikroplastik itu berbahaya juga,” terangnya kepada Radar Tarakan beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, sampah-sampah yang ada di perairan atau laut bisa menjadi daya tarik ikan untuk memakannya. Baik itu mikroplastik, dan ada pula hewan laut yang langsung memakan plastik secara utuh dan bisa menyebabkan kematian pada hewan tersebut. “Beberapa penelitian mengatakan, sampah menjadi daya tarik ikan untuk memakannya. Seperti mikroplastik, bisa dimakan ikan,” bebernya.
Secara tidak langsung, keberadaan sampah plastik di perairan atau laut bisa mempengaruhi rantai makanan. Misalnya saja, organisme terkecil atau plankton memakan plastik atau mikroplastik. Secara tidak langsung, hewan ukuran besar yang memakan plankton pun akan teracuni. Pada akhirnya akan merancuni manusia, yang mengonsumsi ikan tersebut.